Selasa, 16 Desember 2008

Nostalgiaku...Bogorku...Kamarku...

Sudah hampir dua tahun semenjak tinggal di Bekasi, kota panas yang sangat akrab dengan dunia manufacturing (or manufuckturing), terkadang menimbulkan kerinduan tersendiri pada my second homeland, Bogor. Masih ingat dulu sewaktu masih menjadi penduduk kota yang tercatat memiliki petir terbesar di dunia ini, perjalanan dari rumah (Jakarta) ke Bogor melewati tol Jagorawi merupakan perjalanan dua jam yang mampu memaksa daya pikir saya bermimpi dan berimajinasi terhadap hal hal disekeliling. View pohon pohon hijau yang bergerak berlawanan dengan arah laju Bis Agra Mas, sambil ditemani lantunan suara pengamen jalanan menambah kesegaran jiwa yang sedang merana. Saya sempat berpikir suatu saat nanti ingin duduk memanjakan diri dihamparan rumput hijau bak permadani dari tanah hintarki ini, sambil melantunkan lagu lagu cinta diiringi petikan gitar Yamaha CG-60 kebanggaanku, tentunya bersama orang tercinta dambaan hati pujaan jiwa...tsahhh.

Dan apabila laju bis mulai melambat mendekati gerbang tol, fantasi fantasi yang tadi terkreasi langsung lenyap seiring berakhirnya tugas sang sopir bis menghantarkan penumpang ketujuan. Memasuki terminal bis Baranangsiang untuk pertama kalinya, pemandangan yang paling mencolok yang mungkin terlihat adalah jejeran warung makan khas sunda yang menawarkan makanan dengan rempah rempah alami beserta keramahan penjual warung (maklum buat narik pelanggan). Satu piring ayam goreng lengkap dengan sambal dan lalapan beserta teh es manis bener bener menambah lengkap perjalanan hari itu. Tapi kayaknya ibu penjual makanan tau kalau ini adalah kali pertama saya datang ke Bogor, sehingga dengan tidak manusiawinya dia memberikan harga semaunya atas makanan yang dari tadi sudah dicerna lambung saya. Tas Exsport model backpacking dipunggung, hadiah atas prestasi juara 1 waktu sma dari kakak tersayang, mempertegas kesan kalau yang datang ini adalah perantau yang akan tinggal dan hidup untuk waktu yang cukup lama dikota hujan ini, dan sekali lagi ibu penjaga warung tersebut pasti bisa membedakan orang baru dan penduduk lama. Hal ini baru belakangan saya ketahui setelah lama tinggal di Bogor, coba kalau waktu itu tau, mungkin saya langsung kabur aja hehehehe..nggak lah, digebukin preman satu terminal bisa mampus saya..bahhh

Begitulah..hari hari berikutnya berjalan, mengalir dan mengucur seperti aliran kaliurang dari mata air hiturupo yang memberikan kehidupan pada masyarakat sirolithu di negeri antah barantah sana. Oh ya, yang paling berkesan selama di Bogor salah satunya adalah tentang the way I treat my room. Kamarku istanaku, begitulah kira kira pendapat saya (waktu itu loh, kalau sekarang...kamarku...kapal perangku). Sempat ada teman yang bilang.."Gen, kayaknya kamar lo paling rapih se IPB deh". Disetiap dinding kamar bisa ditemui ratusan plastik berbentuk piringan hitam yang saya peroleh setelah 'memperkosa' disket disket yang sudah tidak dipakai semenjak kehadiran teknologi baru yang dinamakan flashdisk. Malah sempat sempatnya waktu itu saya datangi rental komputer cuma buat minta disket yang sudah tidak dipake..set dah apa ga malu tuh hahaha.



Buku buku dan majalah terbitan tahun tahun yang sudah lewat, kalau masih keliatan bagus sering menjadi bahan konsumsi saya karena harganya yang sangat murah dan nilai informasi yang dituangkan tidak jadul jadul amat. Majalah seken langganan saya waktu itu diantaranya INFO komputer, Oto trend, Intisari dan Misteri, upss..yang terakhir nggak banget deh hehehe, hacker kok bacaannya majalah misteri.

Dipertengahan 2004 pernah terpikir untuk memelihara ikan sebagai teman bermain dan bercerita (mang bisa?). Setelah tanya sana sini tentang aquarium yang cocok dengan primbon saya (kebetulan primbon saya serigala berbulu ketek), alhasil saya tidak jadi beli karena harganya yang cukup mahal untuk kantong mahasiswa saat itu, kalo ga salah 80 ribuan. Untungnya salah seorang roomate ada yang punya aquarium tapi sudah tidak dipakai lagi ama dia sehingga tersingkir kedalam gudang. Mengetahui ada peluang mendapatkan aquarium gratis, maka dimulailah pencarian aquarium bekas di bekas kolam ikan yang waktu itu dijadikan sebagai gudang. Setelah melalui usaha keras dan berdarah darah, bahkan harus bertarung dengan kalajengking raksasa dan monster monster berkepala iblis dari planet hollywood (loh), akhirnya aquarium lusuh berhasil muncul kedaratan. Setelah melalui proses yang panjang demi mengembalikan bentuk aslinya, akhirnya aquarium gratis bisa kembali lagi menjadi aquarium (selamat ya rium).

Berbagai saran dan sumbangsih mengalir bagaikan ingus anak kampung yang tak pernah diseka, demi kebaikan dan kelangsungan hidup ikan ikan penghuni aquarium gratis. Salah satunya datang dari Pak Zein, roomate juga yang kebetulan punya toko yang menjual peralatan aquarium. " Kasih lampu neon yang kayak gini aja mas Genta, supaya ikan ikan jadi anget dan bakteri bakteri ga bisa berkembang"

" Oh gitu pak ya, bagus banget niy. Harganya berapa pak ya?"
" Kalau yang ini 25 ribu aja sama mas genta"

Terus terang cukup syok juga dengar harganya itu. " Iya pak, nanti dulu aja deh" sambil mencari pertanyaan, bergerak menjauhi topik tentang neon tersebut. Akhirnya dengan inisiatif dan kreatifitas saya yang memang sudah teruji (ehm..ehmm), saya beli bohlam 5 watt seharga 5 ribuan dan saya tempel dibelakang aquarium. Jadi keren kan hasilnya!


Next topic, karena sama pemilik kontrakan, by default satu kamar sengaja di set untuk dua orang, otomatis dikamar saya, yang memang dihuni oleh saya sendiri (beserta ikan), ada satu kasur/busa yang nganggur. Tanpa pikir panjang lagi tuh kasur langsung saya dobel dan menjadi pendamping tidur yang setia menemani malam malam dingin dan bergemuruh ketika hujan. Pernah suatu sore yang mencekam, lagi asyik asyiknya bermimpi indah dengan Luna Maya, sekonyong konyong terdengar suara keras seperti helikopter yang akan mendarat persis diatas atap kamar. Kontan saya kaget dan secara spontan lari keluar. Ternyata diluar sedang ada petugas pembasmi nyamuk malaria lengkap dengan senjata penyemprot pembunuh massal yang mengerikan itu. "Yaa..terima kasih pak telah merusak kencan pertama saya dengan Luna Maya".

Ditingkat akhir kuliah, keinginan bekerja di luar negeri sudah sangat membuncah dalam jiwa. Mulai dari informasi tentang standard salary yang jauh dari Indonesia sampai tentang kesejahteraan hidup yang ditanggung oleh pemerintah. Menyikapi hal diatas, satu set white board murah menjadi guru bahasa inggris yang tak pernah marah, apalagi memberikan tugas tugas yang tidak mahasiswai. Tiap ada kosakata baru langsung saya tulis dan hapalkan. Memang kalau kita menghapal vocab seperti ini tidak akan langsung ingat untuk pertama kali dan selamanya. Tapi dilain waktu, jika kita menemukan kosakata yang sama, kemudian kita melihat kamus (lagi) untuk mengetahui artinya, secara tidak langsung kita sudah menempelkan kosakata tersebut menggunakan lem alteco kedalam ingatan kita (at least it works for me as well). Tapi sampai sekarang, keinginan untuk bekerja diluar negri masih menjadi big plan, takdir masih menentukan waktu yang pas untuk itu, dan ini tidak ada hubungannya dengan lem alteco yang menginfeksi ingatan saya loh hehe.

Kembali ke tingkat 1 lagi (bolak balik sih ceritanya..gua jadi pusing niy bacanya). Kebetulan waktu itu dikamar ada TV 21 inch. Praktis kamar saya jadi tempat nongkrongnya anak anak penggila sinetron..yo wiss..silahkan. Terus terang yang paling bikin malas adalah ketika dunia pertelevisian sedang dirundung piala dunia. Dikit dikit bola, terang aja saya jadi bete, orang ga bisa n ga suka ama bola hehehe. Tapi ketika UTS berlangsung, I'll kick ur ass if I find you watching it in my room...sangar kann!! Pokoknya kalau saya punya anak kelak, ga bakalan ngijinin mereka punya TV dikamar kosnya, langsung home theater aja sekalian hahahaha. well sekian dulu cerita nostalgia, kapan kapan disambung..:)





4 komentar:

  1. Dahsyat..!!!
    how cute your second homeland and tidy. coz my room so a mess, hihi...
    aduhg..bang,sekarang achi ngekos juga lho, di blakang kampus, dan pernah kepikiran bwt pelihara ikan juga hehehe...cuma gara2 mempertimbangkan kesibukan dan my ass (dont be a silly achi). akut ikannya gak tereawat, ntar achi jd dosa lagi..heheh

    I'm sure your big plan be come true. go ahead,bros....

    BalasHapus
  2. Amiiinnn..thanks atas semangat dan doanya yaa

    BalasHapus
  3. wwwiiiihhhhh....
    dahsyat..!!!!!

    lanjutin lg yaw nostalgianya..
    w tunggu lhoooo

    dari maaiiiivvviiiiiiii

    BalasHapus
  4. Thanks vi, tunggu aja seri romansa berikutnya :)

    BalasHapus