Selasa, 23 Desember 2008

Hobi itu mahal


Wew…akhirnya kalajengking hitamku sudah mulai menunjukkan taringnya (mang kalajengking ada taring ya?). Terbukti dengan sudah banyaknya terlihat perubahan, terutama pada kaki kaki. Hari minggu kemaren, setelah sebelumnya hunting mati matian terhadap velg lebar jari jari di Cikarang dan Bekasi tanpa membuahkan hasil, tujuan akhir saya adalah otista (Otto Iskandar Dinata). Kira kira jam 11 saya sampai di lokasi. Toko pertama yang saya sambangi ternyata tidak menyediakan velg yang sudah membayangi otak kiri saya dalam dua bulan ini. Dari toko ke toko yang saya datangi dan dengan proses tawar menawar yang cukup alot, akhirnya saya mendapatkan juga velg jari jari lebar tersebut.

Untuk bagian depan sengaja saya cari velg lebar dengan merek biasa (champ) dengan lebar. 2.50 yang dibalut dengan ban Federal ukuran 90/80 tubeless. Walaupun ukuran segitu kelihatan tidak begitu lebar, tapi setelah bersemayam didalam champ 2.50 tadi, alhasil bentuk yang saya imajinasikan selama ini terwujud jua. Menyikapi velg lebar diatas, sepakbor standar terpaksa harus dirumahkan berhubung sudah tidak muat untuk melindungi ban tersebut. Awalnya ada yang menawarkan sepakbor seken dari bahan fiber, tapi sumpeh jelek banget dan harganya juga ga bersahabat sekali. Tanpa pikir panjang saya beli sepakbor baru dari bahan plastic seharga 70 ribu + ongkos pasang (50 ribu). Awalnya kaget juga waktu diminta ongkos pasang segitu, tapi karena besi penopang dari bahan metal yang cukup keras, kasihan juga lihat mekaniknya kalau cuma dikasih murah, yo wisss..angkat mang.
Roda bagian belakang saya balut dengan ban mizzle tubeless dengan ukuran 120/80 model kembangan keluaran terbaru. Berhubung saya punya kenalan yang menjual ban mizzle dengan kondisi bad market, maka saya bisa mendapatkan ban ini dengan harga 280 ribu (cukup beda jauh dengan yang ditoko yang dijual seharga 450 ribu). Untuk velg saya gunakan gunakan merek Baros yang cukup terkenal itu dengan lebar 300. Sangat gagak jika sedang ditunggangi.

Selain itu, saya juga mengistirahatkan setang trail sebelumnya yang memang hancur banget, maklum barangnya emang murah banget, cuma 25 ribu perak. Kalau masuk lobang lumrah saja setang tersebut bengkok. Setang trail keluaran AHRS sangat memikat hati saya sehingga saya beli dengan harga 100 ribu (relative lebih murah dibanding teman yang beli seharga 160 ribu).



Data modifikasi my scopy saat ini
- Ban depan: Federal ukuran 90/80 tubeless (260 ribu)
- Ban belakang: Mizzle ukuran 120/80 tubeless kondisi BM (280 ribu)
- Velg depan: Champ ukuran 2.50 (200 ribu, kalau pintar nawar bisa 170 ribuan)
- Velg belakang: Baros ukuran 300 (750 ribu)
- Setang: AHRS model trail (100 ribu)
- Klakson tronton (100 ribu)





My next: GIVI dual side box 21 liter

Senin, 22 Desember 2008

My Biographie (Tugas english)

Kemaren ada tugas english, salah satunya bikin chronlogical essay. Awalnya bingung juga mau bikin apa, tapi dari referensi yang saya baca ternyata biographie termasuk salah satu chronological essay, so here we go

My name is Genta Sahuri and I was born in West Sumatera on 13th of June 1984, in the small village called Piobang exactly, so far from here. My first formal education was started when I was five years old. At the time, my mother sent me to The Kindergarten next to my village. After spending about two years playing around at my first school as well, my mother registered me to one of the elementary school in my village, government named it SD N 07 Piobang. In the first class I got my first love letter from the girl who sat next to me, and I didn’t know what it was. Sometime when remember this funny memory, I found myself laugh and laugh till my body complaining. Along six years studied here, I got a lot of medal due to my accomplishment. In the period of six years, I always stayed in the first rank and being a chairman in my class. My father ever had a plan to send me to a better school in town so that I can compete with many students, but it was not realized.

When graduated from SD N 07 Piobang with the highest mark in 1996, I continued my study to junior high school. In SLTP N 3 Payakumbuh my achievement in academic was still bright. I was always in the first and best rank against all of the classes in my school in the period of three years. I was also being a chairman of OSIS (Student Senat Association) along two years, when I was in the second and third class. My first hobby and still inspire me till now was started here, when my sister bought me a YAMAHA CG-60, my first guitar that always accompany me where ever I go. No romance story was created because I was a little child I guessed. Basketball was being my second hobby, but now I am feeling lack of time to play it.
After three years studying here, on 2nd January 2000, I attended my first class at SMU 1 Payakumbuh. Some tests had been passed well then I was able to be one of the students to fill the excellent class that every student wondering how cools spending time in this class. Excellent class was treated more than the others. Here we could get snack and supporting foods while the others did not. If the others classes went home at 1 o’clock, Excellent class student would be at home at 5 ‘clock in the afternoon. At first, my academic achievement was still on the top, but when I was in the second class, I spent more time in my band and I was absent from memorizing subjects, doing homework or attending additional class. Special feeling to the special person was also influenced my achievement. I knew about love when I was at the second class, when one of the student below me stolen my heart at the first sight. Overall, my accomplishments in the senior high school were falling down years to years. In the third class, I was not able to gain big five anymore, I throw out beyond big ten. But finally, I could continue my study to IPB without test.

Being a college student and live far from home had made me able to stand on my feet, at least on my own opinion. After finishing my first semester, one of my senior asked me to join on his team, did some projects with Badan Pengawas Obat dan Makanan. The project was about developing information system that will be used in some departments there. I was so happy at the moment because it was my first project and I can give my contribution into this institution. On the early 2004, when I was in the fourth semester exactly, my lecturer wanted me to help him to build multimedia system that will be used by educational institution. The project was about providing interface of interactive schema to simulate any kind of subject, such as how to simulate the electricity inside the CPU. I graduated on 2006 from this lovely college and about three months later, I was officially being an IT staff in PT.Yutaka Manufacturing Indonesia.
Along working in this company, I got more experience about my field, learn making relationship with boss and colleague. While working here, I am also continiouing my study to reach my bachelor degree at the President University which is located not far from my company and boarding house.One of my ambitions that I really want to make it true is being a novelist. At the present time, I am making a novel about motor club and I predict next year it will be published. Hopefully it can become a best seller of my first work. One of my lecturers in the President University ever said that life is easy come and easy go, who knows. Now I am an IT staff with limited income, but next year I am a novelist with unlimited fee.

Kamis, 18 Desember 2008

Teman Setiaku

Karya: Atiek Sandra
Ban motor Asha kempes lagi. Padahal belum lagi dimulai perjalanan dari sekolah ke rumahnya. Baru saja keluar dari gerbang tiba-tiba..... pess! Kesal sekali.Asha menoleh kanan-kiri, sepi.“Bannya kempes, Mbak?” Suara deru motor berhenti di sampingnya dan menyapa. Tampak dari baju seragamnya seorang guru.“Eh. iya Pak...”“Di belokan, itu di bawah pohon kersen ada bengkel kecil,” lanjut Pak Guru itu sambil menunjuk. Tak begitu jauh. “Terima kasih Pak,” angguk Asha.Bapak itu berlalu. Motor dituntun dengan kedongkolan yang masih bersemayam di hatinya. Seingatnya, baru seminggu lalu dia menambalkan ban motor butut itu. Belum satu bulan Bapak membelikan ban dalam motor itu. Tiga hari lain dia terlambat masuk kelas juga karena motor itu mogok distarter.”Uuh!” Asha mengusap keringat yang menitik di pelipis dengan ujung kerudung putihnya. Kenapa tak ada sosok baik hati lewat dan membantu menuntunkannya. Barangkali orang yang melihat kondisi motornya malah mencibir menertawainya “Salah sendiri, motor tua masih dipakai.” Ah, Asha menunduk. Malu.Rasa malu itu sebenarnya selalu dirasakan bila dia berada di tempat parkir sekolahnya. Motor keluaran lebih sepuluh tahun lalu itu tampak mencolok di antara deretan motor teman-temannya yang sebagian besar masih gres, keluaran terbaru. Kadang Asha sengaja mengambil motor paling akhir atau saat sudah agak sepi. Tapi, hasilnya seperti ini. Teman-temannya sudah berlalu dari tadi. Dia menuntun motor beberapa ratus meter sampai ke bengkel, sendirian.
“Pak, Bapak enggak ingin motor baru? Pak.... tipe terbaru yang di iklan, kata teman Asha bagus.... Mesinnya awet. Tapi agak mahalan, sih,” rajuk Asha berpromosi. “Tapi tipe yang sebelumnya masih bagus juga Pak, lebih murah sedikit. Teman saya juga pakai.” Bapak hanya tersenyum sambil meneruskan mengelap velg motor kesayangannya. Asha ikut jongkok. Warna hitam motor itu sudah kusam. Kulit jok sadel sudah bolong-bolong. Starter pun masih memakai kaki.“Tapi, di diler dekat alun-alun itu juga dapat kok. Pak, tukar tambah motor lama.”“Tolong Sha, ambil kotak perkakas di dalam, ini mur pelat nomornya copot. Lama-lama dapat jatuh, kamu ditangkap polisi nggak punya plat nomor.” Sepertinya Bapak tak peduli. Asha gemas, rayuannya tak mempan.“Motor ini dulu juga pernah baru. Malah... jasanya sudah bertahun-tahun mengantar Bapak ke mana-mana, masak dilupakan begitu saja. Yang penting kamu rajin merawatnya, pasti nggak kalah dengan motor zaman sekarang,” jelas Bapak lagi.“Kemarin, baru Bapak servis Sha, sekarang nggak akan mogok lagi....” Dia diam, hanya memelototkan mata, alis naik dan bibirnya monyong. Tapi, itu di belakang bapaknya.Motor lama, ya, lama aja, masak mau bersaing dengan produk sekarang. Kalau jalan bareng, lawan melesat, dia terlambat. Habis, jalan seperti nenek-nenek berjingkat.
Buah Kersen merah jatuh di pangkuan menghapus lamunan Asha. Orang bengkel itu masih merendam ban motornya.“Kalau haus, itu ada air putih di kendi, Mbak!” Asha berterima kasih. Asha bertopang dagu. Terbayang, temannya yang tak punya motor lebih suka pinjam motor lain yang baru. Duh, sakit hati Asha. Padahal kalau dipikir ada untungnya juga, bensinnya utuh!“Mbak, mesin motor ini masih bagus Io... pasti rajin sekali merawatnya. Masih banyak Iho Mbak, orang yang cari motor tipe ini.”Asha mengangguk kebingungan. Dia sama sekali tak paham dengan mesin motor. Dia hanya malu dengan motornya yang kelewat zaman.Orang bengkel itu menuntun motor siap diserahkan pada Asha.
Tiba-tiba.... “Jambret ... jambret ... tolooooong ...!” seorang Ibu berteriak-teriak minta tolong sambil menudingkan jarinya ke arah motor yang tancap gas. Dua penumpangnya berjaket hitam, pemboncengnya menenteng tas wanita, pasti milik ibu itu. Tukang becak yang mangkal di dekat ibu itu hanya terpana. Lalu.... “Mbak, pinjam motornya!” Greeeeeng .... Orang bengkel itu nekat memacu motor Asha, tanpa menunggu jawabnya. Dengan lincah bak pembalap profesional, motor tua itu meliuk, kencang mengejar si penjambret. Orang di sekitar mulai berdatangan mengerumuni si ibu yang menangis.Tak berapa lama, motor Asha muncul dengan pengendara menyeringai gembira. Dia berhenti di kerumunan, Asha berjalan mengikutinya. Dari sela kerumunan Asha mendengar orang bengkel itu bertutur.“Bu, penjambret itu sudah ditangkap. Sekarang dibawa ke kantor polisi, Ibu datang saja ke sana....”“Wah, ternyata motor penjambret itu kalah dengan motor ini... tadi saya pepet, lalu saya tendang motornya. Mereka jatuh, dikeroyok.” lanjutnya bak sang pahlawan sambil menepuk-nepuk motor Asha.Ada rasa bangga menyelip di hati Asha. Wajah kusutnya hilang. Ternyata, aku salah menilaimu, sobat. Kamu tak kalah dengan mereka, makin tua makin berjasa. Bagiku, kamulah sang pahlawan itu. Mulai sekarang, kamu akan menjadi teman setiaku.
Dicopy dari: http://openedupedia.org

Selasa, 16 Desember 2008

Nostalgiaku...Bogorku...Kamarku...

Sudah hampir dua tahun semenjak tinggal di Bekasi, kota panas yang sangat akrab dengan dunia manufacturing (or manufuckturing), terkadang menimbulkan kerinduan tersendiri pada my second homeland, Bogor. Masih ingat dulu sewaktu masih menjadi penduduk kota yang tercatat memiliki petir terbesar di dunia ini, perjalanan dari rumah (Jakarta) ke Bogor melewati tol Jagorawi merupakan perjalanan dua jam yang mampu memaksa daya pikir saya bermimpi dan berimajinasi terhadap hal hal disekeliling. View pohon pohon hijau yang bergerak berlawanan dengan arah laju Bis Agra Mas, sambil ditemani lantunan suara pengamen jalanan menambah kesegaran jiwa yang sedang merana. Saya sempat berpikir suatu saat nanti ingin duduk memanjakan diri dihamparan rumput hijau bak permadani dari tanah hintarki ini, sambil melantunkan lagu lagu cinta diiringi petikan gitar Yamaha CG-60 kebanggaanku, tentunya bersama orang tercinta dambaan hati pujaan jiwa...tsahhh.

Dan apabila laju bis mulai melambat mendekati gerbang tol, fantasi fantasi yang tadi terkreasi langsung lenyap seiring berakhirnya tugas sang sopir bis menghantarkan penumpang ketujuan. Memasuki terminal bis Baranangsiang untuk pertama kalinya, pemandangan yang paling mencolok yang mungkin terlihat adalah jejeran warung makan khas sunda yang menawarkan makanan dengan rempah rempah alami beserta keramahan penjual warung (maklum buat narik pelanggan). Satu piring ayam goreng lengkap dengan sambal dan lalapan beserta teh es manis bener bener menambah lengkap perjalanan hari itu. Tapi kayaknya ibu penjual makanan tau kalau ini adalah kali pertama saya datang ke Bogor, sehingga dengan tidak manusiawinya dia memberikan harga semaunya atas makanan yang dari tadi sudah dicerna lambung saya. Tas Exsport model backpacking dipunggung, hadiah atas prestasi juara 1 waktu sma dari kakak tersayang, mempertegas kesan kalau yang datang ini adalah perantau yang akan tinggal dan hidup untuk waktu yang cukup lama dikota hujan ini, dan sekali lagi ibu penjaga warung tersebut pasti bisa membedakan orang baru dan penduduk lama. Hal ini baru belakangan saya ketahui setelah lama tinggal di Bogor, coba kalau waktu itu tau, mungkin saya langsung kabur aja hehehehe..nggak lah, digebukin preman satu terminal bisa mampus saya..bahhh

Begitulah..hari hari berikutnya berjalan, mengalir dan mengucur seperti aliran kaliurang dari mata air hiturupo yang memberikan kehidupan pada masyarakat sirolithu di negeri antah barantah sana. Oh ya, yang paling berkesan selama di Bogor salah satunya adalah tentang the way I treat my room. Kamarku istanaku, begitulah kira kira pendapat saya (waktu itu loh, kalau sekarang...kamarku...kapal perangku). Sempat ada teman yang bilang.."Gen, kayaknya kamar lo paling rapih se IPB deh". Disetiap dinding kamar bisa ditemui ratusan plastik berbentuk piringan hitam yang saya peroleh setelah 'memperkosa' disket disket yang sudah tidak dipakai semenjak kehadiran teknologi baru yang dinamakan flashdisk. Malah sempat sempatnya waktu itu saya datangi rental komputer cuma buat minta disket yang sudah tidak dipake..set dah apa ga malu tuh hahaha.



Buku buku dan majalah terbitan tahun tahun yang sudah lewat, kalau masih keliatan bagus sering menjadi bahan konsumsi saya karena harganya yang sangat murah dan nilai informasi yang dituangkan tidak jadul jadul amat. Majalah seken langganan saya waktu itu diantaranya INFO komputer, Oto trend, Intisari dan Misteri, upss..yang terakhir nggak banget deh hehehe, hacker kok bacaannya majalah misteri.

Dipertengahan 2004 pernah terpikir untuk memelihara ikan sebagai teman bermain dan bercerita (mang bisa?). Setelah tanya sana sini tentang aquarium yang cocok dengan primbon saya (kebetulan primbon saya serigala berbulu ketek), alhasil saya tidak jadi beli karena harganya yang cukup mahal untuk kantong mahasiswa saat itu, kalo ga salah 80 ribuan. Untungnya salah seorang roomate ada yang punya aquarium tapi sudah tidak dipakai lagi ama dia sehingga tersingkir kedalam gudang. Mengetahui ada peluang mendapatkan aquarium gratis, maka dimulailah pencarian aquarium bekas di bekas kolam ikan yang waktu itu dijadikan sebagai gudang. Setelah melalui usaha keras dan berdarah darah, bahkan harus bertarung dengan kalajengking raksasa dan monster monster berkepala iblis dari planet hollywood (loh), akhirnya aquarium lusuh berhasil muncul kedaratan. Setelah melalui proses yang panjang demi mengembalikan bentuk aslinya, akhirnya aquarium gratis bisa kembali lagi menjadi aquarium (selamat ya rium).

Berbagai saran dan sumbangsih mengalir bagaikan ingus anak kampung yang tak pernah diseka, demi kebaikan dan kelangsungan hidup ikan ikan penghuni aquarium gratis. Salah satunya datang dari Pak Zein, roomate juga yang kebetulan punya toko yang menjual peralatan aquarium. " Kasih lampu neon yang kayak gini aja mas Genta, supaya ikan ikan jadi anget dan bakteri bakteri ga bisa berkembang"

" Oh gitu pak ya, bagus banget niy. Harganya berapa pak ya?"
" Kalau yang ini 25 ribu aja sama mas genta"

Terus terang cukup syok juga dengar harganya itu. " Iya pak, nanti dulu aja deh" sambil mencari pertanyaan, bergerak menjauhi topik tentang neon tersebut. Akhirnya dengan inisiatif dan kreatifitas saya yang memang sudah teruji (ehm..ehmm), saya beli bohlam 5 watt seharga 5 ribuan dan saya tempel dibelakang aquarium. Jadi keren kan hasilnya!


Next topic, karena sama pemilik kontrakan, by default satu kamar sengaja di set untuk dua orang, otomatis dikamar saya, yang memang dihuni oleh saya sendiri (beserta ikan), ada satu kasur/busa yang nganggur. Tanpa pikir panjang lagi tuh kasur langsung saya dobel dan menjadi pendamping tidur yang setia menemani malam malam dingin dan bergemuruh ketika hujan. Pernah suatu sore yang mencekam, lagi asyik asyiknya bermimpi indah dengan Luna Maya, sekonyong konyong terdengar suara keras seperti helikopter yang akan mendarat persis diatas atap kamar. Kontan saya kaget dan secara spontan lari keluar. Ternyata diluar sedang ada petugas pembasmi nyamuk malaria lengkap dengan senjata penyemprot pembunuh massal yang mengerikan itu. "Yaa..terima kasih pak telah merusak kencan pertama saya dengan Luna Maya".

Ditingkat akhir kuliah, keinginan bekerja di luar negeri sudah sangat membuncah dalam jiwa. Mulai dari informasi tentang standard salary yang jauh dari Indonesia sampai tentang kesejahteraan hidup yang ditanggung oleh pemerintah. Menyikapi hal diatas, satu set white board murah menjadi guru bahasa inggris yang tak pernah marah, apalagi memberikan tugas tugas yang tidak mahasiswai. Tiap ada kosakata baru langsung saya tulis dan hapalkan. Memang kalau kita menghapal vocab seperti ini tidak akan langsung ingat untuk pertama kali dan selamanya. Tapi dilain waktu, jika kita menemukan kosakata yang sama, kemudian kita melihat kamus (lagi) untuk mengetahui artinya, secara tidak langsung kita sudah menempelkan kosakata tersebut menggunakan lem alteco kedalam ingatan kita (at least it works for me as well). Tapi sampai sekarang, keinginan untuk bekerja diluar negri masih menjadi big plan, takdir masih menentukan waktu yang pas untuk itu, dan ini tidak ada hubungannya dengan lem alteco yang menginfeksi ingatan saya loh hehe.

Kembali ke tingkat 1 lagi (bolak balik sih ceritanya..gua jadi pusing niy bacanya). Kebetulan waktu itu dikamar ada TV 21 inch. Praktis kamar saya jadi tempat nongkrongnya anak anak penggila sinetron..yo wiss..silahkan. Terus terang yang paling bikin malas adalah ketika dunia pertelevisian sedang dirundung piala dunia. Dikit dikit bola, terang aja saya jadi bete, orang ga bisa n ga suka ama bola hehehe. Tapi ketika UTS berlangsung, I'll kick ur ass if I find you watching it in my room...sangar kann!! Pokoknya kalau saya punya anak kelak, ga bakalan ngijinin mereka punya TV dikamar kosnya, langsung home theater aja sekalian hahahaha. well sekian dulu cerita nostalgia, kapan kapan disambung..:)





Minggu, 14 Desember 2008

Mereka...

Mereka adalah orang orang yang sangat saya kagumi dalam menorehkan buah pikirannya kedalam sebuah catatan yang dinamakan 'Novel'



Dan Brown, penulis novel kontroversial 'DaVinci Code'. Mungkin pada awalnya murid muridnya tidak pernah menyangka kalau guru bahasa inggrisnya ini akan sukses dengan karya karya besarnya yang semuanya tercatat sebagai 'best seller'



Adhitya Mulya, disamping sisi karir diluar sebagai seorang penulisnya yang bisa dikatakan sukses, minimal karya terbaiknya yang sudah dipilemkan, -Jomblo- berhasil memikat jutaan pemirsa tanah air.

Muchtar Loebis, sastrawan legendaris ini berhasil membuat saya membaca nonstop karyanya yang berjudul 'Harimau harimau' sampai jam tiga pagi. Sungguh mahakarya yang sangat patut diacungi jempol, kalau ada yang tau nomor hp beliau, tolong kasih tau ya ;)

Sabtu, 13 Desember 2008

Kopdar gabungan Pulsarian se-Jabodetabek

Mornin' guys, sekarang saya mau sedikit cerita tentang acara kopdar gabungan Pulsarian semalam yang diadakan di depan mall CTC (Cikarang Trade Center). Karena acara dimulai jam delapan, bro fanny sudah contact anak CISCO sebelumnya supaya ngumpul jam 7 di beskem. Kira kira jam setengah tujuh, saya ke kampus dulu untuk melunasi sisa pembayaran uang kuliah biar bisa ikut final test senin ini (baca postingan ini)

Setelah menyelesaikan segala urusan administrasi di kampus, kira kira jam 7 pas saya langsung bertolak ke beskem. Pas nyampe ternyata anak anak belom ada yang keliatan..set dah..gua yang paling duluan. Spontan aja sepeda motor langsung saya belokkan ke tempat makan paporit, nasi kucing. Segelas susu jahe memberikan kehangatan yang sungguh nikmat dimalam dingin yang bergerimis ini . Selagi minum susu jahe, saya sempatkan menyambangi bro bro dari Tiger club, nampaknya mereka juga lagi nungguin anggota untuk acara kopdar gabungan ini. "Malam bro, belum pada datang ya?" sapa saya sambil menyalami mereka dengan salaman khas biker. "Iya niy bro masih pada di jalan" sambung salah seorang dari mereka. Actually I don't know who they are exactly, tapi karena kita dalam wadah komunitas yang berlandaskan hobbi, siapapun bisa jadi teman, tak ada senioritas disini, dan brand image bukanlah sesuatu yang membuat kita berseteru, tapi justru dari keragaman itu kita jadi solid (kok gua jadi kayak negarawan ya?)

Selang beberapa saat kemudian datang bro Somad dan bro Mamad sambil membunyikan klakson hellanya, otomatis saya langsung gabung sama mereka, memarkir pio dengan formasi membelakangi jalan, berbeda dengan formasi biasanya yang lebih cenderung menghadap jalan. Tak lama kemudian satu persatu rekan rekan mulai berdatangan dan kira kira pukul 8 lewat kita langsung menuju TKP.

Sampai dilokasi bro bro dari Pulsarian langsung mempersilahkan kuda besi kita untuk berbaris rapi dibagian sisi kanan pentas (sebenarnya bukan pentas sih karena hanya disediakan proyektor untuk slide poto poto kegiatan Pulsarian). Sambil menikmati lantunan musik SUM 41 dan Greenday (jadi sedikit De javu, mengingat yang diputerin adalah lagu lagu paporit saya waktu sma) diselingi kopi hangat yang disediakan panitia, saya menyampari bro Ino, CISCO_34. Bro Ino ini sama seperti saya, dia juga sedang melanjutkan studinya di jurusan Manajemen di salah satu universitas swasta di Bekasi. "Bro, kenal lady biker yang juga kuliah di kampus lo ga?" saya bertanya. Lady biker yang saya maksud saya ketahui dari salah satu majalah otomotif yang saya baca waktu lagi nongkrong di bengkel Pedro. "Pernah liat siy bro, cuma gua ga begitu kenal ama dia" jawab bro Ino. Terus terang saya secara pribadi ingin kenal akrab dengan niy cewek, bukan untuk PDKT khas anak abg, nggak deh makasih, terus terang saya mau minjam karakter niy cewek buat main di novel yang lagi saya garap. Moga aja nanti ada waktu bisa ketemu dan berteman dengan sang lady.

Kira kira jam 9 acara dimulai diawali dengan kata sambutan dari ketua umum Pulsarian. Acara berikutnya pemberian cindera mata dari Ketum Pulsarian ke masing masing komunitas, dalam hal ini diwakili oleh ketua umum masing masing klub. CISCO diwakili langsung oleh bro Jopie, ketua umum kita yang punya hobbi khas sodara sodara..kentut berturut turut hahaha.

Kira kira pukul 10 CISCO pamit untuk pulang, mengingat besok sabtu masih ada sebagian dari bro bro yang masuk kerja, kalau saya..Sabtu-Minggu liburrr mennn. Sampai dirumah kira kira jam setengah 11. Selesai sholat Isya dan menyelesaikan satu halaman surrah Ali Imran, pekerjaan utama saya lanjutkan...menggarap novel. Bisa dibilang kalau novel ini adalah impian terbesar saya saat ini. Saya punya keyakinan kalau ini bisa jadi mahakarya perdana saya nantinya, amiin.

* pagi ini gua salah masuk warnet, ternyata disini gudangnya gamers, noisy bangetttt..gua jadi ga konsenn nulissnya

Jumat, 12 Desember 2008

I cried for my brother six times

*Dicopy dari suaramerdeka.com,bagus banget..toucing my hearth

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih daripada aku mencintainya. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!" Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan napas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!" Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi." Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas provinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik,hasil yang begitu baik" Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?" Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya. Kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga. Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!" Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?" Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..." Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu." Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26. Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini." Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?" Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar --ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?" Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku." Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya." Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Gua butuh dana niyyy...heleppp (ACCOMPLISHED)

Yap....akhirnya saya dapat utangan juga temansss, 250 ribu..lumayannn. Siapakah sibudiman yang baik hati , tidak sombong dan mau meminjamkan uang itu??? Dia adalah Ahmad Sodik, laki laki innocent yang duduk dipojok ruangan engineering yang lengkap dengan mainanya; SolidWork dan Catia. Pria kurus tinggi jangkung dengan perawakan tak berdosa ini sekarang tidak keliahatan kurus lagi. "Aku tuh sudah sebulan ini minum susu UHT, bagus loh.Sekarang aja berat badan aku udah naik 7 kiloan" kata dia. Karena itu juga saya jadi ikut ikutan mulai mengkonsumsi susu UHT yang katenye mengandung banyak vitamin. Pernah juga dengan lugunya Si akang ini bilang "Aku tuh belum pernah pacaran lo, jadi ga tau gimana perasaanya orang yang pacaran itu". Oh mennn...kemonnn...di akhir 2008 ini masih ada juga manusia yang belum pernah pacaran. "Tapi saya kalau nikah mau!". Wuihhh...hayooo para perempuan perempuan pencari cinta...siapa lagi yang mau kalian cari..hehhe. (kok postingan ini jadi banyak menceritakan tentang kang Sodik ya...)

Anyway..thanks buat Sodik yang sudah sering saya repotkan dalam masalah perduitan. Semoga anda tenang di pojok sana

*

Gua butuh dana niyyy...heleppp

Pagi semua...
Semalam sebelum pulang kuliah saya singgah ke bagian akademik kampus buat ngambil clearance form (bener ga gini tulisannya). Intinya nih form wajib ada untuk mengikuti final test minggu depan. Pas dicek..weww ternyata saya masih ada kekurangan 200 ribu..hmmm...kok baru nyadar sekarang ya, disaat kantong dah mau nangis darah n ditambah lagi batas waktu pelunasannaya adalah malam ini, ya malam ini sodara sodara biar senin depannya saya bisa kembali boker dengan legoooo...hmmmm...apa hubungannya boker sama final test.

Yang jelas ntar sore minimal udah ada uang pinjaman 200 ribu. Oh iya, malam ini CISCO dapat undangan di acara kopdarnya Pulsarian se-jabodetabek di Cikarang Trade Center. Berarti sebelum sore ini saya harus udah dapat utangan minimal 300 ribu hehehe..yang 200 ribu buat kuliah n 100 ribu buat jage jage. Mane tau nanti anak anak Pulsarian ada yang mau jual velg lebarnya sepasang seharga 100 ribu...kaleeeeee!!!

Well guyss..met kerja ya...kerja yang bener, jangan cuma makan gaji buta doang hehehe..piss

Kamis, 11 Desember 2008

President University...I write 'bout you

Tak terasa sudah hampir satu semester saya kuliah di PU. So far...so much good, dengan dosen yang benar benar ahli dan bersahabat. Keramahan sang dosen terlihat ketika kita berpapasan atau bertemu muka, malah mereka dengan membungkukkan badan dan tersenyum duluan ..two thumbs up sirrr!!! Selain itu mahasiswanya juga asyik asyik. I'm feeling much getting appreciation here..I don't know why.

Masih ingat waktu pertama kali masuk kekampus ini, kebetulan dalam acara penyambutan mahasiswa baru, saya diajakin bowo untuk tampil di sesi hiburan. "Baiklah penampilan berikut dari mahasiswa baru....teng..ting..teng.". Tapi terus terang saya tidak begitu grogi karena kebetulan saya juga senang kalau disuruh tampil untuk nyanyi (dikafe/kondangan). Awalnya bowo maksa mau bawain Outside nya Staind. Tapi saya ngotot ga mau..basi lagu lagu gitu mah..semua orang juga bisa nyanyiin. Dengan pe de nya saya nekat aja mau bawain Stan nya Eminem...wuihhh gileeee....rap such another kind of sophisticated art..I guess. "Pokoknya kalau lagu lagu yang biasa gua gak mau!!". Akhirnya dia luluh juga walau awalnya dia agak bingung tentang ketukan drumnya.."itu mah urusan loh heheheheh"

"Malam semua..malam ini kami mau bawain lagunya dido..." tapi penonton masih menanggapi dengan cuek. Pas saya mulai masuk dengan petikan gitar + alunannya dido.."my teas gone cold am wondering why..." penonton mulai agak histeris dan ikut melambai lambaikan tangan. mereka juga ikut nyanyi lo. Pas si didonya istirahat, eminem nya langsung keluar. "Dear slim, I wrote u but u still ain't calling...." wewwwwwww...penonton pada kagetttt hehehehe....lom tau mereka..hehehe (belagu lu ah...gitu doang) heheheh.

Hari hari berikutnya saya lewati dengan pertemanan yang tiada henti disini..cieee. Kebetulan karena kelas saya tidak tetap alias berpindah pindah, alhasil saya punya banyak teman. Pas ikut kelas English 4 di Public Relation, ada cewek chinese cantik bilang.." oo waktu itu yang nanyiin lagunya eminem elo ya....gua waktu itu pas lagi makan..tapi keren lo hehehe"..dan sampai sekarang kita jadi sahabat, kita juga sering ngerjain tugas bareng karena emang satu kelompok. Anyway..elizabeth tania..if u visit my blog..u should leave comment here :)

Minggu depan kita memasuki final test, semoga semuanya berjalan lancar, hopefully I can pass it well, tidak ada nilai C dengan kata lain hanya ada A dan B, and finally..bisa lulus dalam tiga semester ini..Amiinn

Selasa, 09 Desember 2008

Bed rest

Pagi semua...pasti kalian menikmati long weekend kemaren ya, apalagi bagi yang muslim bisa sambil nemenin mbekknya sebelum diekseskusi.Anyway..dari sabtu kemaren sampai hari ini, saya masih terbaring lemah tak berdaya (hiperbolis sedikit boleh lah..) karena sistem pencernaan yang tidak bersahabat. Jumat malam kemarin, sebelum berangkat ke Jakarta, saya sempatkan untuk makan sate padang di daerah Cikarang Baru. Sampai di Jakarta jam setengah 10 malam dan saya langsung tertidur. Keesokan paginya belum terlihat adanya tanda tanda yang kurang beres dengan sistem pembuangan. Setelah sholat shubuh dan tidur lagi..pas bangunnya baru saya ngerasa agak sedikit mual. Tenyata benar..saya terserang diare akut. Setelah mengkonsumsi dia**t dengan kadar dua butir per 1 jam diare saya tidak menunjukkan tanda tanda membaik. Apalagi disaat kondisi tubuh yang melemah sebagai efek dari menurunnya cairan tubuh saya juga terserang demam tapi tidak begitu parah. Malam minggunya saya hanya bertemankan selimut dan gema takbir kambing yang membahana. Setelah minum prokol, akhirnya saya tertidur dengan tidak begitu pulas. Pagi minggunya alhamdulillah demam sudah ilang, tapi mbak diar ini tetap masih pengen nempel ama saya. Siangnya saya mendapat obat baru setelah kakak membelikannya di apotek terdekat, you tau sendiri lah kalau diapotik, tidak ada dokter disana.

Hari minggu ini hanya saya lewatkan dengan bermalas malasan ditempat tidur. Kadang ditemani ponakan ponakan yang tambah lucu dan kadang kadang susah diatur. Sampai malamnya tanda tanda perpisahan dengan mbak diar belum keliahatan. Pagi seninnya, disaat umat muslim sibuk dengan aktivitas kurbannya, saya juga sibuk dengan aktivitas pengorbanan yang luar biasa. Kira kira jam 10 pagi, dengan nekat saya lajukan sepeda motor ke klinik terdekat untuk konsultasi dan minta obat. Setelah berkonsultasi, saya kebetulan membawa obat yang kemaren dibeliin sama kakak dari apotik. pas dicek sama dokternya, dia bilang "Obat ini ga cocok pak buat ngilangin diare!!". Bahh..untung hal ini cepat diketahui sehingga sang dokter memberikan obat yang cocok. Sewaktu menuliskan kwitansi sang dokter bertanya

Dokter:" Mau ditulis berapa pak?'
Pasien:" Emang biayanya berapa buk?"
Dokter:" 20 ribu, tapi kalau mau ditulis lebih ga apa apa"
Pasien:" Ehm..ya tulis 20 ribu aja buk"

*Kejujuran adalah yang paling berharga dalam segala hal, ingat itu!!

Sampai dirumah setelah makan nasi dan minum obat, kondisi tubuh sudah mulai agak normal. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk membaca bukunya bapak Habibie, "Detik detik yang menentukan". Sebenarnya buku ini sudah lama nongkrong di hardisk saya, cuma belum sempat kebaca aja. Pas ngebaca ternyata asyik juga, kita bisa tau bagaimana keadaan pemerintahan di era 98an.
****************
Oke.... tenaga saya sudah mulai berkurang, maklum barusan dari rumah kewarnet ini naik angkot karena internet dirumah lagi bermasalah. Pagi tadi saya sudah sms bos kalau hari ini tidak bisa masuk. 1 jam berikutnya saya ditelpon bowo, bilang kalau ada telpon dari user user terkait. Sebagai seorang application staff, andil saya diperusahaan ini sudah mulai keliatan. Senang dan bangga rasanya apabil kita bisa berkontribusi pada orang banyak.

Well mungkin sekian dulu kabar long weekend kali ini, terus terang ini adalah musibah sakit yang saya terima sejak 2 tahun terakhir ini. Have a nice day

Kamis, 04 Desember 2008

Estilo pagi pagi

Untuk kesekian kalinya dipagi yang sibuk ini saya kembali berpapasan dengan estilo warna ijo..hmmm...estilo menn...estilo. Estilo diambil dari bahasa italy (kalo ga salah) yang berarti style atau 'gaya' dalam bahasa indonesia rayanya. Mobil kreasi Honda dengan tipe sport dua pintu ini menjadi impian terpendam saya selama kurang lebih 2 tahun belakangan ini. Target saya untuk dua tahun kedepan salah satunya bisa memarkir estilo digarasi rumah/kosan. Tapi sayang juga kenapa pabrikan Honda melakukan discontinued untuk saloon sportynya ini ya??? Tanya kenapa?



my next engine (pic diambil dari om gugel)

Satu yang perlu diingat, apa yang kita miliki saat ini pasti karena impian kita dimasa yang lampau. Kita bisa punya pekerjaan, punya kendaraan pribadi (walaupun masih roda dua), punya komputer jinjing, dsb. Alhamdulillah...

Soo.....dua tahun sudah saya memimpikannya dan pasti beberapa tahun kedepan saya akan memilikinya...Aminnn

*back to work

Rabu, 03 Desember 2008

Mimpi mimpi itu

Dah hampir tiga bulan lebih saya mengendarai kalajengking hitam yang (belum) keliatan garang ini. Kadang kalau lagi ngumpul ama teman teman CISCO (Cikarang Scorpio Community) sedih juga. Liatin motor motor mereka yang sangar bahar bikin kepingin juga, tapi apa daya. Mungkin untuk saat ini keinginan itu harus ditahan dulu.

Well, impian saya pertama untuk bikin nih pio sangar adalah mengganti kaki kaki, gambaran saat ini adalah velg lebar dengan ban yang otomatis harus lebar juga. Untuk velg saya lebih tertarik dengan model jari jari. Selain harga yang relatif murah, ketahanan jari jari juga lebih teruji dibanding velg racing biasa. Barusan abis jalan jalan liatin produk produk lokal, hmm..keren keren juga kreatifitas anak bangsa kita

my next (pic diambil dari milis tetangga)

Cuma kalau untuk ban, jadi mikir bolak balik juga kalau harus pake Batlax. Disamping harganya yang gila gilaan (karena kita belinya import) katanya juga lebih cepat botaknya karena bahannya lebih empuk. Tapi kalau buat nikung rendah emang enak ciy katanya. Tapi terus terang saya bukanlah penggemar kecepatan bro, kalau nikung mah nikung aja, ga usah miring miring gitu (ternyata yang miring cuma orangnya aj, motornya tetap lurus..bahh). Tapi saya teringat salah satu katanya bro UU, "kalau mau modif harus nyante, jangan terburu hawa nafsu" .

Memang kondisi keuangan saat ini harus menjadikan hobi modifikasi sebagai prioritas kedua setelah kuliah. Terus terang kuliah di PU relatif mahal dibanding pendapatan saya yang nggak begitu besar (tapi selalu syukur kok). Pokoknya harus sabar dulu jika ingin modif modif. OK broo!!!

Selasa, 02 Desember 2008

Cause and effect in life

Anda pernah disakiti oleh seseorang? Sebelum anda berniat melakukan aksi balasan coba sediakan waktu barang sesaat untuk introspeksi diri. Bisa saja ini karma karena diwaktu yang lalu 'mungkin' anda pernah menyakiti orang lain. Atau sewaktu seseorang menyelamatkan hidup anda, tidak tertutup kemungkinan itu dikarenakan anda juga pernah menolong orang lain sebelumnya. Teorinya semakin banyak kita memberi maka akan banyak yang kita terima. Tak peduli apakan itu pemberian baik atau pemberian buruk, pasti ada balasannya. Jika didunia tidak dibalas, diakhirat pasti.

Anda ingat rantai makanan? Kalau nggak salah pelajaran IPA waktu SD. Disitu digambarkan interaksi antara pemangsa dan yang dimangsa. Malang sekali bagi yang dimangsa, katakanlah seekor kambing. Didunia dia selalu jadi mangsaan hewan karnivora seperti singa dan harimau. Sampai kiamatpun akan begitu, dia tidak akan pernah bisa membalas perbuatan jahat sang karnivora. Tapi diakhirat nanti, sebelum hewan hewan itu dimatikan, tuhan akan memperlihatkan keadilannya dengan membalik proses rantai makanan. Pemangsa akan menjadi yang dimangsa, sesuai contoh yang diberikan nantinya kambing akan memangsa karnivora, ga tau apakah tuhan meminjamkan gigi harimau untuk kambing atau gimana.

Anyway..semalam sebelum pulang kuliah saya singgah ke ATM untuk buang air besar, eh nyunyunnnn..ngapain lo buang air besar di ATM. Maksud ane mengambil sesuat yang bernilai besar (baca: Fulus -red). Selesai transaksi dengan buru buru saya tinggalkan ATM menuju parkiran motor. Sebenarnya ada sedikit perasaan yang kurang enak, tapi saya abaikan. Selang beberapa saat sebelum menyalakan motor, datang seorang laki laki dengan tergesa gesa. "Pak, ini ATM nya ya?" Astaghfirulloh...lalai sekali saya malam ini, tak henti saya berucap istighfar. "Terima kasih banyak pak". Untung orang yang antri dibelakang saya adalah orang yang tau tentang hukum sebab akibat, malam ini dia menyelamatkan hidup saya, next time pasti ada yang menyelamatkan dia. Coba kalau yang antri dibelakang saya gerombolan siberat, pasti tabungan ratusan juta saya raib hehehe (mimpi kali ye punya duit segitu..gpp mimpi adalah awal segalanya)

Untuk bapak yang baik hati, semoga anda selalu dalam pertolongan...amiin

Perjalanan akhir pekanku yang dahsyat (Part 2)

The entry is under editting. I'll post it soon

Senin, 01 Desember 2008

Perjalanan akhir pekanku yang dahsyat (Part 1)

29 November 2008…Sabtu pagi yang indah...selesai sholat shubuh kembali kupejamkan mata barang sesaat. Masih terasa sisa sisa lelah semalam. Ya..semalam alhamdulillah seminar IT yang kami adakan berjalan dengan lancar dan ditanggapi antusias oleh peserta. Tak lupa saya sediakan doorprize bagi yang bisa menjawab pertanyaan. Doorprize semacam ini sangat efektif untuk menarik perhatian audiens. Senang aja rasanya ketika kita bicara didepan, menjelaskan materi dan mereka dengan serius mendengarkan dan mencatatnya, oh puas sekali rasanya. Mungkin saya ada bakat menjadi seorang dosen kali ya..hmmm who knows...life is easy come and easy go

Kira kira jam setengah sembilan saya terbangun. Teringat kalau sebenarnya malam tadi ada janji untuk nelpon seorang teman yang ada di singapore, ough..sangat tidak nyaman rasanya kalau janji yang telah disepakati tidak dilaksanakan.Segera saya raih handphone LG tipe paling murah yang juga berfungsi sebagai alarm ini. Dengan sisa pulsa yang tersedia saya coba dial dengan sebelumnya menggunakan 01017..tuuut..tuuut (kebetulan handphonenya teman ini tidak ada ring backtonenya). Selang berapa lama ngobrol tiba tiba komunikasi kita terputus, hmm must be something wrong with this. Setelah dicek pulsa..wew tinggal 400 perak. Bah..macam mana ini, bukannya sesama flexi harusnya nggak serakus ini. Anyway, so sorry lona for this inconvenient.

Habis nelpon saya langsung bersiap siap, mengingat besok ada munas IPB di Bogor minimal sore ini saya harus sudah sampe disana.Actually bogor is my second homeland, I love this place and next..I will have my own home here, close to The Botanical Garden...Aminn

Sebelum berangkat kembali saya pastikan kalau semua barang barang sudah masuk ke Box GIVI E-33. Tak lupa mantel untuk memastikan saya tidak basah ketika sampe di Bogor. Jadi ingat masa masa kuliah dulu, payung adalah sama wajibnya dengan diktat kuliah jika ingin ke kampus. Tak lupa pakaian ganti dan acer 4520 tersayang ku tentunya.

"Bismillahitawakkaltu alallohi la hawla wala kuwwata illa billah.." the journey is started. Dengan santai saya lewati kalimalang yang sudah mulai dipenuhi biker biker yang juga ingin menghabiskan akhir pekannya bersama orang orang tersayang mereka. Sambil mengendalikan kegarangan scorpio 225 cc, sempat terpikir untuk singgah kerumah bos dulu. Sejak pindah kos sudah lama juga saya tidak bersilaturrohim kesana. But inti sebenarnya adalah karena saya belum makan pagi sodara sodara hehehe.

Kira kira jam setengah 11 saya sampai di Dukuh Zamrud. Langsung saya belokkan motor menuju Blok S, kediamannya bos. Sesampai digarasi setelah mengucapkan salam, saya langsung disambut wajah lucu Divah. Tapi dibalik wajah lucu nan gendutnya itu juga tersembunyi wajah sangar bapaknya..hmmm like father like daughter.” Udah makan lom gen” tanya bos. “Belum pak”! (kan emang niat mau makan pagi disini hehehe).Selagi menunggu nasi matang, saya asyik menikmati suguhan tipi kabelnya Sibos..hmmm asyiknya ya kalau punya tipi kabel, yang jelas kita akan selalu betah untuk stay didepan tipi

“Berangkat ke Bogor jam berapa gent?” tanya bos lagi. “Habis makan langsung berangkat pak” sambil menambah porsi makanan. “enak aja lu, temenin saya beli jaket dulu” balas bos. “OK bosss..tenang aja..”

Selesai makan ternyata bos tidak jadi membeli jaket karena ada urusan lain, alhasil kira kira jam setengah dua perjalanan pun saya lanjutkan.

Untuk rute kali ini saya ingin melewati Cielungsi-Gunung putri-Cibinong-Bogor. Rencana awalnya saya ingin lewat Depok saja, tapi dalam perjalanan nggak tau feelingnya pengen rute yang lebih jauh aja. Yang jelas it’s not about the distances bro,it’s all about journey. Sampai di Cielungsi saya singgah di salah satu toko aksesori berkendara untuk membeli sarung tangan. Ga kebayang aja kalau tangan ini ga dilindungi, emang Cuma HAM yang mesti dilindungi weh..wehh. Dengan sedikit tawar menawar yang cukup melelahkan, saya dapatkan sarung tangan dengan harga 12 ribu. Tapi dalam perjalanan kok saya ngerasa ga nyaman ya dengan sarung tangan full seperti ini, tangan jadi ga begitu peka untuk memencet rem atau kopling. Bagaikan bintang iklan yang baru disuguhi permen mentos, saya mampir di tempat serpis jok motor. “Mas boleh pinjam guntingnya ga?” Dengan sadisnya saya potong sarung tangan yang baru saya beli sehingga ujung ujung jari bisa bernapas dengan bebas. Hmm ini baru mantaffff

Memasuki kota Cibinong perut ini seakan ingin minta jatah lagi. Terang aja dari pagi baru makan sekali. Perlu diingat bagi sodara sodara yang doyan naik motor jauh, kondisi perut berbanding lurus dengan konsentrasi berkendara. Selain itu perut kosong juga lebih gampang bikin masuk angin. Karena sudah memasuki kota Bogor, saya singgah dulu dikediamannya mas Didit. Beliau ini adalah orang yang sangat berjasa sebagai pembimbing lapangan saya sewaktu Kuliah Praktek di BPPT dulu. Memasuki kediamannya yang sangat asri, pohon dimana mana..huuhh…alam benar benar menebarkan pesonanya. Semilir angin sore dan diselingi oleh gemercik hujan sore di Kota Bogor menambah asrinya hunian mas didit ini. Selang satu jam ngobrol saya pamit untuk melanjutkan perjalanan.

Menyusuri kemacetan kota Bogor, kondisi perut sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Pecel lele adalah makanan kedua yang diolah oleh sistim pencernaan saya dihari sabtu ini. Air jeruk angat masuk membasahi tenggorokan..maknyusssss, energi tubuh kembali muncul.Sambil menunggu hidangan, hp saya memberikan pertanda kalau ada pesan masuk. Mulanya aneh juga, kok flexi Jakarta bisa nerima sms di Bogor ya..bodoh amatlah yang penting gua ternyata bisa berkomunikasi tanpa harus mengaktifkan flexi combo. Ternyata sms dari Bro Fanny,

INFO:Untuk rekan rekan yang mau ikut ngumpul dipuncak bogor malam ini, di villa bro UU, menginap. Jalan dari bescem jam 22:00.sms blk

Bah..ternyata pada mau ke puncak nih, langsung aja saya sms balik

Bro, gw lagi d Bogor ni, bsok ada acara reunian kampus. Ada alamat lengkap villanya?Thanks

Sambil menunggu sms balik saya melanjutkan kegiatan melahap pecel lele yang sungguh nie’mat ini…zumfahh…ana zuzurrr!!!Selesai makan saya langsung ke Hotel Pangrango2, tempat menginap malam ini, oh maap saya perjelas, maksudnya didepannya Hotel Pangrango2 (bisa ga makan sebulan ntar kalau gua nginap disini).

Komplek gunung gede, adalah tempat yang sangat berjasa selama tiga tahun mendidik dan melatih saya untuk hidup sebagai perantau, hidup sebagai mahasiswa. Kedatangan saya disambut dengan ramah oleh mpi, anak ingusan yang sekarang sudah tumbuh menjadi pejantan tangguh ini. Tak lama kemudian datanglah Da Afdan. “Hei lah lamo datang, pas bana mah" (hei udah datang dari tadi?, timingnya pas ni).Setelah ngobrol dia menawari untuk main kerumahnya.”OK da, habis sholat maghrib saya kesana, siapin aja makanan yang maknyuss”.

Berpisah dengan Da Afdan saya gabung sama anak anak motornya Gunung Gede. Chandra dengan Tigernya, Topan dengan Ninjanya dan Fuad dengan Scorpionya. Kira kira selama 1 jam ngobrol sekalian sholat maghrib dirumah Chandra, perjalanan saya lanjutkan menuju rumah Da Afdan, makan gratissss lagii. Sampai dirumahnya tanpa ba-bi-bu lagi saya langsung menyantap ayam goreng bikinan mba wiwin istrinya. Selesai makan saya diminta untuk menemaninya menjenguk salah seorang teman yang lagi dirawat dirumah sakit karena kecelakaan beberapa hari lalu. Kira kira jam 9 malam kita kembali ke komplek gunung gede lagi. Kita mulai bernostalgia sambil melihat poto poto jadul kita, cerita tentang mantan mantan pacar yang sudah pada punya anak,tentang acara acara keakraban yang dulu sangat sering kita adakan dan tentang banyak lagi. Memang nilai esensial dari sebuah kegiatan ber-poto baru kerasa beberapa tahun kemudian, ketika kita sudah tidak bersama orang orang itu lagi, ketika kita sudah tidak tinggal dilingkungan itu lagi.

Kira kira jam 10an setelah mengantar Da Afdan pulang kerumahnya, saya kembali ke komplek gunung gede.Si Topan langsung tanggap kalau saya emang lagi butuh kamar buat istirahat. “Mas nginap di vilbar 3 aja”. Wah rejeki lagi niy, “Ok pan, thanks bro”. Sebelum tidur ada sms masuk, ternyat dari bro fanny

Sorry bro batal, nggak jadi ke bogor.

Yo wiss bro, saya juga dah ngatuk berat. Plung……langsung tidur


Keesokan paginya setelah selesai mandi dan sedikit melakukan update blog, saya langsung meluncur ke kampus IPB Baranangsiang untuk menyicipi bubur ayam Kabita, hmmmm bubur ayam pertama kali yang saya coba dan langsung jatuh hati dengan yang namanya dubur ayam eh salah, maksudnya bubur ayam!!!.Lebih kurang tiga tahun sudah saya tidak menyicipi bubur ayam ini, dan ternyata ditahun 2008 ini rasa masakan khas Cianjur ini tidak terpengaruh sedikitpun oleh krisis global, masih tetap maknyussss. Baru menyantap dua sendok, hp saya berbunyi (aneh lagi ya, flexi Jakarta ternyata tidak Cuma bisa terima sms, tapi juga bisa terima telpon di Bogor). Dan eng..ing..eng..ternyata yang nelpon ririe, perempuan cantik yang sedang menyelesaikan studi kedokteran giginya di salah satu universitas swasta terkenal di kota Padang, perempuan yang kira kira 2 tahun lalu pernah saya temani untuk sekedar berjalan jalan di Kebun Raya Bogor, dan perempuan yang di ulang tahunnya yang ke-19 saya ciptakan dua buah lagu lengkap dengan video klipnya..hmmm termasuk deretan perempuan yang pernah menari nari dalam pikiranku. Apa isi obrolan kita pagi itu???? Heehe rahasia mennn!!!Cukup kita bertiga yang tahu, saya ririe dan malaikat hehehe.

Selesai makan perjalanan saya lanjutkan ke kosan atok, tapi berhubung dia tidak ada maka saya berinisiatif main ke rumahnya audi, Ciawi mennn, dekat puncakk n pasti alamnya maknyuss (emang makanan). Melewati Jalan raya padjajaran mengingatkan kembali akan kenangan kenangan lama. Pernah dimalam yang dingin yang mencekam dengan gemericik air hujannya, saya nganterin Didi sama si Thompson, bule Jerman n Inggris yang lagi liburan ke Indonesia. Hebat ya bule bule itu, umur kita sama, status sama, masih kuliah tapi kalau kita liburan akhir tahunnya Cuma Jabotabek, mereka keliling dunia. Ada juga kenangan terakhir saya ‘ngeguide di Kebun Raya. Waktu jalan sama Julius n pacarnya (dutch) saya disamperin sama polisi kebun raya

“Hei ngapain kamu nganterin bule bule itu, disini kita udah punya pemandu sendiri. Udah tinggalin aja mereka disitu”

Ya…itulah kenangan terakhir saya menjalin persahabatan dengan mereka yang berbeda ras, suku bangsa, agama dan merek be-ha .




















-----me and Julius, bule malang yang lagi sial ama pemandu gadungan--------

Sampai di Ciawi, dengan sisa sisa memori yang ada, saya kembali mengingat ingat lokasi rumahnya Audi. Kira kira 5 tahun yang lalu saya pernah main kerumahnya, tapi kok sekarang semuanya seakan berubah ya. Setelah bolak balik n nyasar nyasar akhirnya saya memutuskan untuk tidak jadi kesana.

Menyelusuri jalan raya Ciawi, disebelah kiri jalan saya melihat tulisan “Perumahan Rancamaya”. Tanpa menyalakan sign kiri, saya belokkan sepeda motor secara spontan. Memasuki gerbang utamanya terpampang tulisan “KENDARAAN BERISIK DILARANG MASUK”, hehe untung Scorpio saya sangat ramah lingkungan. Klakson pertanda ijin masuk saya dengungkan kearah pak satpam yang sedang bertugas, permisi pak, saya salah seorang investor dari Jakarta yang ingin punya villa disini (kurang lebih seperti itu dialog hati saya). Memasuki hunian Rancamaya seakan berada ditengah tengah kedamaian hakiki yang didambakan setiap insan, cieee. Sebelah kiri mengalir sungai sungai buatan dengan diakhiri air mancur yang sungguh sangat menyejukkan hati. Sayang sekali saya tidak membawa kamera karena kebetulan kameranya masih tertinggal ditoko. Melewati lapangan golf nan hijau dan mulus, sesaat pandangan saya terpana melihat pemain golf bersama cewek cewek pendamping yang seksi seksi itu(sebutannya apa ya, kalau ada yang tau tolong diisi di komen ya). Disamping kiri betertengger dengan gagahnya gunung Pangrango (bener ga ya gunung pangrango, kalau ada yang tau tolong dikomen ya), sungguh membuat hati ini tak hentinya berucap “Masya allohh”. Melewati jalan aspal dengan manuver manuver ringan, menambah nikmatnya menunggangi kalajengking hitam yang tak kenal lelah ini. Dari kejauhan saya melihat bangunan tinggi putih nan megah. Dari arsitektur yang belum jadi saya bisa tebak kalau itu adalah bakal mesjid, masya alloh..ternyata tidak Cuma rumah yang megah disini, rumah allohpun juga. Setelah mengelilingi mesjid saya terus lajukan sepeda motor mengiringi keinginan hati….Dan sekarang, disini.. dengan notebok dipangkuan, Scorpio ku yang lagi beristirahat, angin pagi Rancamaya yang berhembus ringan, jejeran pepohonan rindang yang dengan liukannya membius pandangan setiap insan,diiringi lantunan syahdu musisi legendaris dari Jerman, Scorpio….listening to the wind…of change…

Selang satu jam beristirahat, merenggangkan otot otot yang kaku dan juga menyelesaikan satu halaman blog, saya memutuskan untuk turun. Sampai didepan Mall Ekalokasari, saya teringat kalau disini ada food court dengan masakan khas sundanya. Tak dinanya lagi, nasi timbel lengkap sebagai menu makan pagi menjelang siang saya hari itu. Habis makan nasi timbel perjalanan saya lanjutkan kekosan ade, teman waktu kuliah yang lulus dengan predikat Cum Laude. Memasuki lingkungan kosnya adalah tantangan sendiri untuk biker kawakan seperti saya. Posisi turunan jalan yang hampir tegak lurus dengan belokan belokan tajam memaksa saya untuk beristighfar tiada henti,dan akhirnya saya berhasil memarkir sepeda motor didepan kosannya. Bertemu dengan teman lama setelah sekian lama berpisah menyuguhkan kenikmatan tersendiri. Itulah cita rasa abadi dari sebuah persahabatan. Selang ngobrol beberapa lama rasa kantuk siang mulai menyerang dan akhirnya saya terkapar selama satu jam. Bangun tidur kondisi tubuh kembali stabil, selesai sholat zuhur kembali saya lanjutkan perjalanan pulang.

Rute pulang rencana awalnya adalah Bogor-Depok-UKI-Kalimalang-Nyampe rumah. Awalnya saya mau singgah dulu di rumah atuak (kakek) yang tinggal di Depok. Sampai di Depok saya terbawa arus lalu lintas sehingga rencana awal kerumah atuak tidak jadi dan saya terseret sampai ke Pasar Minggu.

(bersambung..lagi banyak kerjaan)

Kamis, 27 November 2008

Human (yang lagi) error

Gara-gara orang HRD salah masukin data gaji, mood kerja gua langsung ilang. Kaget juga waktu cek di PermataNet, "loh kok gaji gua cuma segini". Pas gua konfirmasi sempat orang HRDnya 'ngeles dulu ,terus terang gua jadi naik pitam..DAMNNN..."periksa lagi dah, ntar gua telpon balik!!!". Pas ditungguin gak nelpon terpaksa gua yang nelpon balik, taunya memang ada selisih, dan itu akan dibayarkan secara tunai besoknya.

(istighfar mas..istighfar...syukur dong sampeyan masih digaji, diluar sana banyak orang yang ga bisa nerima gaji bulan ini karena dah keburu dirumahkan)

- C A S E C L O S E D -

Rabu, 26 November 2008

Morning woke up yawning..

Pagi semua....actually and absolutely..this morning is so damn awesome great. Dari semalam sebelum tidur cengar cengir mulu. Hehehe..yang jelas untuk kuis pisika sore ini ternyata bukan kuis seperti sebelum sebelumnya dimana sang dosen ngawasin dengan tampang sangar gahar dan machonya dan kita hanya berkutat dengan sinus, kosinus, tangen, kake, kepale dll. Fortunately kita ngerjain berkelompok..hmmm I love this point. Walau dari isu yang beredar diketahui kalau soal soalnya terbilang susah, tapi biasanya kalau dikerjain bareng, at least nilai 80-an dapet lah hehe aminn

Semalam sebelum tidur kita ngobrol lama dulu ama ridha (bukan nama samaran ya, kalau bunga, baru nama samaran hehehe kebanyakan baca koran lampu merah lu ahh). Ga kerasa kita ngobrol sejam lebih sampai hp nya dia lobet n kita lanjut ngobrol di alam mimpi..tssahhh. Terus terang ngobrol ama ridha adalah suatu hal yang mengasyikkan, cuma sayangnya kalau ngobrol via hp ga bisa liat lesung pipi imutnya hehehe.

Yaa.. semoga hari ini semua target kerjaan terpenuhi, tiap nomor soal pisika bisa kejawab and finally malamnya bisa tidur nyenyak. Okay..met kerja guys..

Senin, 24 November 2008

Bicara efektif tanpa harus 'ngeles (Refleksi diri sang penulis)

Hai..
This monday morning was not so blue. Yap pagi ini bos dengan alis sangarnya langsung nanyain tentang progres lemburan sabtu kemaren

BosYangAlisnyaSangar: "Gen, gimana progress HRC" (Human Resources Capital) - program ke-HRD an
AnakBuahYangCiutLiatAlisnyaSiBos: "Sudah saya email pak"
BosYangAlisnyaSangar: (alisnya tambah keliatan sangar dan mulai menyerupai tanduk) "Saya tanya progressnya gimana, bukan nanya kamu dah ngirim email atau belum!!"
AnakBuahYangMakinCiutLiatAlisnyaSiBos: "Oh iya pak, untuk form form tertentu udah 100%, tapi ada beberapa form yang belum fix dikarenakan kendala non teknis"
BosYangAlisnyaSangar: (alisnya langsung berubah kembali menjadi alis) "OK!..siiippp gitu dong cui "

Sering dalam interaksi keseharian kita tidak menyadari kalau budaya 'ngeles' itu sudah mendarah daging pada diri kita. Selalu ada usaha supaya pendapat kita dulu yang harus didengarkan, maksud dan tujuan kita dulu yang harus dibahas dan hal lain yang sejenisnya, tanpa kita memperhatikan maksud, tujuan dan inti dari orang yang berkepentingan.

Kalau kita diposisikan sebagai orang yang bertanya, gimana rasanya kalau kita bertanya tentang A tapi malah dijawab dulu dengan B-C-D terus baru ke A (ini yang dinamakan 'ngeles). Pasti kita akan kesal kan, atau bisa jadi malah pertanyaan kita juga dijawab dengan pertanyaan. Biasakanlah untuk efektif dalam berkomunikasi tanpa mengurangi seni berkomunikasi itu sendiri

Sabtu, 22 November 2008

Musibah malam ini

21 Nopember2008, pulang dari kerjaan kira kira jam 6 an karena keasyikan chat sama lona tentang 'sesuatu' - I'll post 'bout this later-. Kalimalang yang memang banyak menimbulkan kemalangan bagi pengendara yang tidak waspada saya lalui dengan konsentrasi, tentunya dengan sedikit kemacetan yang lumrah kita temui. Kebetulan pulangnya saya konvoi dengan bowo, jadinya pio saya harus rela diasapai oleh macan tuanya dikarenakan gaya berkendaranya yang sampai sekarang belum saya pahami- zagg.....ziggg...cittttt..

Kira kira 20 menit kemudian kita sampai di RumahMakanPadangYangSangatMurahMeriah, bayangkan nasi + telor dadar + sayur sayurnya cuma 3500 saja, ough.. apakah ini dikarenakan orang padang yang memang terkenal dengan kedermawanannya???ehm..ehmm..ga usah tunjuk tangan. Sebelum bayar (karena memang disini sistemnya bayar dulu sebelum makan) saya cek dompet dulu, yahh masih ada duit walaupun tinggal 20 ribu (sedangkan gajian masih seminggu lagi). Dengan tampang polosnya bowo bilang, "gen bayarin gua sekalian, duit gua dah abis ni gara gara beli ACPlasmaYangKalauKitaMerokokGaAkanBau itu"..huuh..pantesan dari tadi dia dengan semangat 45 ngajakin gua makan disini. Yo wes..gua bayarin dah..toh cuma 3500 ini, tapi kalau 3500 dikali 10 bisa jadi 35000..hmm lumayan bensin PP ke Bogor. But overall it doesn't matter bro, kita makan dengan lahapnya dengan diselingi obrolan obrolan menarik seputar masa depan, masa sekarang dan masa lampau (emang tenses).

Waktu makan saya ingat ternyata waktu jalan tadi ada miscall beberapa kali. Absolutely, there won't be any answer if you call me and I'm on driving, pas saya cek ternyata dari Mas Handoko. Pas saya sms balik dia balik nelpon bilang kalau malam ini ada sedikit musyawarah tentang seminar IT yang akan kita adakan, ehm sebagai pembicara tentunya saya harus hadir dong. "OK mas, siap makan tak langsung kesana".

Gemuruh 225 cc pio ku menderu ditengah hiruk pikuk Jababeka, jarang jarang saya bawa motor ngebut kayak gini. Sebenarnya ini disebabkan karena saya belum sholat maghrib, ga rela aja kalau maghrib dibarengin ama isya, itu namanya melalaikan sholat men!!!

Selesai sholat maghrib saya nyalakan acer kesayangan sambil menunggu teman teman lain yang belum datang (karena acara dimulai pukul 20.00). Lumayan bisa nyambung kerjaan yang tadi lagi nanggung. Musyawarah berlangsung sampai jam 10 malam. Dengan sisa energi dan kalori yang memang tidak begitu banyak, saya lajukan sepeda motor menuju kosan .

Sampai dikosan, setelah memastikan dua buah gembok terpasang pada disc plate front, saya menaiki tangga menuju lantai dua. Setibanya didepan kamar....kok tempat masukin kunci (namanya apa ya) tidak pada posisi yang sebenarnya. Setelah saya coba menempelkan jari telunjuk, pintu tidak terbuka , terang aja ga bisa ke buka, emang kosan lo pake finger print wekk..weekk. But intinya pintu tidak bisa dibuka. Karena suara yang ditimbulkan akibat usaha saya membuka pintu cukup berisik sehingga membangunkan sang pemilik kos.

PemilikKos: "Ada apa mas, kuncinya macet ya?"
Peng-Kos:" Iya pak, macet kayaknya, ga bisa dibuka"

Setelah bereksperimen dengan PemilikKos kita mandapatkan satu titik temu

PemilikKos: "Mas, kayaknya pintu harus dibuka paksa niy"
Peng-Kos: "Iya pak, jalan satu satunya"
PemilikKos: "Tapi kayaknya ga bisa malam ini deh, nanti orang satu Cikarang kesini semua, nyangkanya saya lagi ngamuk"
Peng-Kos: (sambil mulai tau arah maksud pembicaraan) "Iya pak besok pagi aja"
PemilikKos: "MAS GENTA NGINAP DILUAR DULU AJA YA, NANTI SAYA AMBILIN AUTAN DULU"

Ya, selama tidur diluar sungguh saya tidak kesepian, jutaaan nyamuk menakaliku, mencumbuiku, dan tentunya meracuniku. Bangun pagi2nya alhamdulillah saya tidak sampai terkena malaria, mau nya sih terkena maria hehehe

- Setiap musibah akan mendatangkan berkah jika dihadapi dengan kesabaran -

Pesan Moral: Aut*n ternyata tidak tahan sampai pagi, sumpah deh!!