Kira kira setengah jam beristirahat dan sedikit melakukan koordinasi, perjalanan kita lanjutkan melewati puncak. Syukurnya puncak tidak terlalu padat sehingga kami bisa melintasi jalanan dengan lancar dan dengan sedikit manuver manuver sederhana yang cukup menguji adrenalin. Kaidah touring kita junjung tinggi, yaitu hanya melajukan kendaraan maksimal pada 80 km/jam dan mematuhi peraturan lalu lintas. Sebelum sampai puncak pas, kami singgah disebuah warung dibawah pohon rindang untuk menyicipi jagung bakar beserta mie goreng, lengkap dengan segelas bandrek susu. Kira kira setengah jam berikutnya perjalanan kita lanjutkan dengan kondisi tubuh yang sudah fresh lagi.
istirahat dulu bro, ga usah buru buru
Tak terasa kita sudah memasuki daerah Cianjur. Tergoda dengan medan yang sepi dan lurus, saya tarik gas secara responsif sampai menempuh angka 120 km/jam. Wushhhh…tenang…tenang…saya yang memang tidak punya nyali untuk kebut kebutan tidak berani lagi menarik gas lebih dalam walau prediksi saya Scorpio saya pasti mampu menempuh angka 140 atau 150 km/jam. Bukannya tadi peraturannya top speed cuma 80 km/jam? Betul, saya salah! Hehehe…makanya jangan cuma janji doang, mana buktinya!!!
Menuruni jalan Cianjur yang cukup ramai, dikiri kanan bertebaran poto poto para calon pemimpin negeri masa depan. Misi pak, buk…kami hanyalah anak muda yang ingin menikmati dunia ini tanpa tau dan ingin tau tentang perpolitikan di negeri ini. Semoga aja senyum anda anda saat ini bukanlah senyum pengharapan semata supaya dipandang rakyat sebagai sosok pemimpin yang bertanggung jawab. Tapi sebelum anda memberikan senyum termanis anda dalam poster ini, anda benar benar harus tau tanggung jawab besar yang menanti, pesan kami selaku komunitas pecinta alam raya, selamat berjuang untuk Indonesia!!
Rumah Makan Lembur Kuring yang berlokasi dipinggir jalan, membelakangi persawahan hijau dan perbukitan kecil, benar benar memiliki hawa sejuk pedesaan yang semakin menambah nafsu makan saya. Seonggok nasi timbel plus tempat makan yang bertipe lesehan benar benar memanjakan para pelanggan yang datang. Habis makan langsung saya merebahkan diri ditemani hembusan angin sore dan canda ikan mas yang sedang bermain dibawah kita berada. Air mancur buatan dipojok kolam mempertegas keasrian dan kealamian rumah makan tersebut. Kira kira satu jam berikutnya perjalanan kami lanjutkan.
hajar bleh..jangan mpe sisa
wehehehehe
Memasuki kota Bandung kami disapa oleh salah seorang biker sana dengan memberikan acungan jempolnya seakan mensiratkan ucapan “selamat datang di Bandung bro, nikmati liburan kalian dikota kecil yang bermartabat ini”. Martabat kota Bandung yang dari dulu digembar gemborkan kami buktikan sendiri ketika memasuki penginapan murah dan bisa dibilang murahan. Dengan biaya 60 ribu rupiah kami menempati kamar dengan kamar mandi diluar. Secara sengaja atau tidak, di kamar yang tidak terlalu besar dan ditemani pengap sisa asap rokok, kami melihat bekas bekas cairan yang mengering di dinding..hiiiii..mengerikan bro. Asumsi kami terhadap pemandangan yang baru kami saksikan semakin diperjelas ketika tengah malam saya dibangunkan oleh suara suara yang agak berisik dari kamar lain, naudzubillahi min dzalik, tempat apa iniiiiii..arghhhhhh
untung satpol PP ga datang kesini
Setelah berunding dengan Taufik, paginya kita putuskan mencari sarapan di daerah Gasibu sebelum melanjutkan perjalanan pulang melewati Purwakarta. Lontong sayur dengan embel embel ‘Padang’ sebagai makanan pembuka dipagi ini. Awalnya sempat bingung mencari jalan keluar menuju Cimahi, tapi bukan petualang namanya kalau cuma keluar dari Bandung aja ga bisa. Teringat pesan kakek-nenek kita jaman dulu, malu bertanya sesat dijalan, segera saya dekati security salah satu factory outlet yang punya tampang cukup sangar. Selesai saya bertanya, sang security memberikan penjelasan lengkap dengan logat sunda khas Bandung yang terkenal sangat sopan itu. “Tararengkiu ak” dan kami langsung bergerak menuju Cimahi.
suara apa ya semalam itu...(berpikir keras)
Sampai di Jatiluhur kami sempatkan untuk singgah ke waduk buatan yang menjadi sumber energi dari listrik yang kita gunakan sehari hari, waduk Jatiluhur. Liukan jalan dengan tanjakan dan turunan terasa nikmat jika dilahap dengan motor sekelas Scorpio, nyaris tak ada masalah. Melalui kaca spion saya lihat gaya Taufik melahap tikungan denga Meginya. Walau masih menggunakan ban standar, dia punya nyali untuk nikung rebah layaknya Rossi sebelum menempuh garis finish. Setelah membayar tiket masuk, untuk motor 10 ribu rupiah (relatif lebih mahal dari hari biasa karena malam ini adalah malam tahun baru), kami langsung mencari bibir waduk yang maknyus untuk dijadikan tempat melepas lelah. Satu set tikar yang disewa 5000 rupiah langsung menjadi tempat saya merebahkan diri dan mampu membius mata saya untuk terpejam selama hampir satu jam.
set dah... gua masih bingung niy tentang suara semalam
Sambil menyelami alam tidur, sayup sayup saya mendengar alunan…
Malam ini ku sendiri
Tak ada yang menemani…
“Jangan diganggu, kayaknya lagi istirahat” sela salah seorang dari mereka. Pengamen itu membangunkan tidur siang saya hari ini..hufff. Sewaktu bangun adrenalin bermain gitar saya jadi terpacu, maklum udah lama ga main gitar.
“Mas, saya pinjam gitarnya ya, setengah jam aja, saya bayar 10 ribu” Tawaran saya disambut girang oleh pengamen yang beranggotakan lima orang itu. Lagu lagu Nugie dan lagu yang trend dari tahun 2000-2003 saya nyanyikan dengan suara lepas tanpa beban, nikmat dan puas. Tak tau bagi yang mendengar disekitar.bodoh amat suara apaan, yang penting sekarang kita 'ngerockkk
Jam setengah tiga sore kita melanjutkan perjalanan pulang setelah sebelumnya melaksanakan sholat zuhur dan ashar secara jamak. Memasuki daerah Cikampek kami banyak berpapasan dengan truk truk besar. Untuk menyalib truk truk ini terpaksa saya ambil jalur kiri, ga berani ambil kanan. Di penghujung Cikampek dengan pe-de saya belokkan sepeda motor memasuki tol, untung Taufik segera mengklakson sehingga saya segera putar balik, syukur ga ada pak polisi yang liat…ampun pak polisi SIM ada, STNK ada, uang ga ada hehehe
Sampai di Karawang kami berpisah karena saya mau singgah ketempat kakak dulu. “Tahun depan kita keliling Jawa Barat bro…tunggu kabar berikutnya!!”
koq cma berduaan ghent? kalu sy natalan kemaren maen ke taman bunga-cianjur sama tmen2 dari bintaro, trus hari sabtunya tgl 7 konvoi sama temen2 dari rangkasbitung (6 orang) tapi cuma sampai puncak krn gak tahan ama kemacetan. kita nginep di villa barokah (dpn hotel pangrango). gratis bro..
BalasHapusKalau berdua koordinasinya jadi lebih gampang dik, ga banyak pendapat. Kita kalau mau kemana aja n berenti dimana aja gampang, ga usah menimbang orang banyak. Wah kalo kamu bareng jokam semua ya, modal SS aja bisa nginap gratis. Gimana kalo nanti kita rencanain touring ke Pangandaran, ga usah banyak2
BalasHapusbisa tuh february/maret aja Ghent. sambil nunggu isu BBM turun lagi menjadi kenyataan. hehehe...
BalasHapusTapi bb hari yang lalu harga minyak per barel meningkat dari 38 USD ke 48 USD, malah udah mendekati angka 50 USD. Tak ayal lagi, ini gara gara invasi israel. Semoga aja semua itu tidak mempengaruhi semangat touring para bikers
BalasHapuswah foto gw kok gak ada, kan pada bingung siapa itu Taufik, seganteng apakah dia dan sebijak apa dia bila berkata.
BalasHapussiapa tahu orang YMI mau minta foto gw yang sederhana dan se elok ini.
Poto lu ke detect sama antivirus gua sebagai spam.
BalasHapus* efek victor