Sabtu, 28 Maret 2009

A road to be a good WNI

Senin, 24 Maret 2009,
IMP (Ijin Meninggalkan Pekerjaan) merupakan salah satu 'fasilitas' yang diberikan perusahaan bagi karyawan yang punya kepentingan urgent, sehingga dia bisa pulang lebih awal dari standar yang diberikan Jipun. Dan hari ini saya mencoba 'fasilitas' tersebut.
Singkat cerita, pukul 3 sore, sejam sebelum bel kebebasan berkumandang, saya sudah stand by diatas kalajengking hitam kebanggan, meliuk liuk menerobos kendaraan lain yang memenuhi jalanan Kalimalang. Coba aja kalau ada kendaraan yang berani zig zag atau ngobrol dengan pengendara lain di depan saya, klakson tronton akan membuat mereka kaget dan kembali sadar akan jati dirinya (beberapa). Sebenarnya ketika meniggalkan kawasan pabrik, nun jauh di kaki langit sana, awan hitam sudah hampir penuh dan terlihat berat berotot. Silau kemilau kilat dan teriakan petir men-trigger tarikan gas supaya ditarik lebih dalam. Sampai di daerah Bekasi Timur, terpaksa saya belokkan kendaran menuju SPBU yang berada di sisi kanan jalan. Hujan badai datang menyergap tanpa assalamualaikum. Segera saya berlindung disisi tiang SPBU, takut terhempas terbawa amukan badai mengingat massa saya yang kecil. Berada ditengah amukan badai lokal seperti ini, menimbulkan sensasi tinggal di luar negri, ya ga jauh bedalah dengan negara negara di barat sana.
Badai pun reda, menyisakan loncatan elektron di angkasa, menimbulkan cahaya blitz dan suara bass dari sound system made by maha kuasa. Standart motor saya pancangkan diatas lantai SPBU, berselimutkan jaket dan jas hujan dengan posisi menyender pada box E-33, saya coba pejamkan mata. Satu jam langit menumpahkan bebannya, dan sekarang dia telah berdamai dengan bumi sehingga saya kembali bisa melanjutkan perjalanan.
Dan sudah bukan hal yang aneh ketika kemacetan mencapai klimaksnya beberapa saat setelah hujan reda. Sore ini saya menjadi bagian dari fenomena itu. Sisa sisa tetes hujan yang jatuh menyaring udara yang saya hirup. Tujuan utama sore ini adalah Jakarta, menemui salah seorang kenalan guna minta bantuan untuk titip bayar pajak motor, mengingat tanggal 27 ini adalah datelinenya. Sebagai warga negara yang baik dan pengendara yang santun, sudah sepantasnya kewajiban itu dibayar tepat waktu. Selain bentuk dari taat pada pemerintah, kelengkapan surat surat dalam berkendara juga berhubungan dengan kenyamanan dijalan. Pengendara yang tidak lengkap biasanya was was dan selalu kuatir kalau kalau didepan ada razia, patroli polisi, iring-iringan polisi, polisi tidur, garis polisi, polusi udara, polusi air, ...terusin dah.
Sampai di Jakarta pukul setengah tujuh malam. Setelah melengkapi surat surat yang diperlukan, saya segera meluncur kerumah kenalan tersebut. Pulangnya saya langsung tertidur ditemani celotehan penyiar radio malam ibukota. Paginya, kira kira pukul 5 lewat seperempat, saya lanjutkan perjalanan pulang menuju Cibitung, tempat sawah dan ladang yang selalu saya syukuri.

5 komentar:

  1. berarti kalo pulang boleh ya, mendingan tiap hari lo bikin kepentingan urgent aja biar lo bisa istirahat, kasian gw sama lo badan lelah, tubuh gemetar dan pikiran tak sadar karena overload bekerja


    dari : blue black meggy

    BalasHapus
  2. Intiny cerita lu ini apa ya gen....
    Mohon pencerahan.....

    BalasHapus
  3. Intinya apa ya ma? Kayaknya masih 'pengendalian diri' de

    BalasHapus
  4. Pengendara yang tidak lengkap biasanya was was dan selalu kuatir kalau kalau didepan ada razia, patroli polisi, iring-iringan polisi, polisi tidur, garis polisi, polusi udara, polusi air, ...terusin dah.

    wkwkwkwkwkw
    jazjuznya kumad.. ^^

    intinyaaaa???
    Menurutku sie sekedar cerita, y g sie?
    ^^

    BalasHapus
  5. intinya....jadilah pengendara dan warga negara yang taat aturan hehehe...jadi kayak negarawan ngomongnya

    BalasHapus