Selasa, 17 Maret 2009

NostalgiLagi (Romance story excluded)

Waktu duduk di bangku kelas 6 SD, walikelas saya pernah berkata (kalau ga salah nama beliau Ibu Rosmi), " Ujian itu sakti, bisa bikin kalian stress, tegang, dan berkeringat dingin". Ucapan sang guru yang kharismatik ini membekas dalam ingatan saya, bukan karena beliau sering meminta saya untuk menggambar di papan tulis yang waktu itu masih menggunakan kapur, tapi memang pada kenyataannya setiap akan dan sedang ujian pikiran saya berasa berat. Beberapa ahli mengatakan itu disebabkan karena keinginan yang besar untuk mendapatkan nilai maksimal atau kurangnya kesiapan menghadapi ujian tersebut. Tapi bagi saya kayaknya opsi kedua lebih dominan dibanding pertama. Dari SD sampai SMP saya siap 102% setiap akan menghadapi ujian (atau orang orang sini menyebut quiz, kalau dikampung ambo quiz bukannya yang di tipi tipi itu?) . Tapi di SMA (atau SMU jaman kita dulu) dan kuliah...ujian layaknya berita kematian yang menstimulus bulu kuduk dan ketek manusia yang mendengar..wua haa haa haa..

Menginjak SMA, khususnya kelas dua dan tiga, saya benar benar sudah menjadi makhluk paling pemalas didunia ini, sangat jauh dibanding teman teman sekelas lainnya. Terbukti ketika kelas 3 sma, disaat teman teman sibuk dan aktif mengikuti bimbingan belajar supaya bisa lulus UAN dan SPMB, hanya saya dan Rino, salah seorang teman temperamental, yang tidak ikut. Bukti lain terlihat dari prestasi sma saya yang menurun dari tahun ke tahun (sedih banget kalau sekarang ingat ini). Memang saya yang notabene di kelas unggul, otomatis saingan dikelas sangat banyak. Caturwulan pertama anda dirangking 20, caturwulan berikutnya anda bisa di posisi 3 besar, sangat sangat fluktuatif. Di kelas satu, semangat belajar dari smp masih berkobar sehingga saya masih bisa menjangkau big five dalam 3 caturwulan(Rangking 5, 1(umum), dan 3).

Menginjak tahun ke dua, disaat Greenday, Blink 182, dan SUM 41 sedang menikmati upstair genre musik khas anak muda dengan aliran punk mereka, ditambah dengan kehadiran hip metal seperti Limp Bizkit, Papa roach(sekarang dah tewas kali ya), Linkin Park dsb, yang berdampak sangat kuat pada semangat belajar saya. Kecendrungan saat itu saya lebih menyukai teks lagu dibanding teks book. Bayangin untuk lagu lagu 'berat' yang tidak semua orang bisa nyanyiin, seperti The Rock Show nya Blink 182, atau In the End nya LP, bisa saya nyanyiin dengan lancar while playing guitar. Tapi ketika ulangan bahasa indonesia, Ibunda Hafni Enany sering mondar mandir ke meja saya karena kelihaian saya dalam membuka catatan yang kerap bikin beliau kecolongan. Ketika ujian Biologi berlangsung, kalau teman teman yang lain punya catatan lengkap tentang materi pelajaran, saya juga punya catatan lengkap plus gambar gambar yang terkenal njelimet itu, tapi dimeja pribadi tentunya yang dengan leluasa bisa diliat kapan aja he..he...he. Kericuhan malah terjadi ketika Ibunda Syahidati Syahir, guru biologi sekaligus walikelas, melakukan randomize terhadap tempat duduk sebelum ujian berlangsung, dan dengan terpaksa catatan Biologi yang super lengkap itu harus saya pinjamkan pada teman yang menduduki bangku saya..*arrghhhh*. Di kelas dua ini, prestasi saya anjlok dari peringkat 3, 4, dan di caturwulan terakhir terlempar jauh ke posisi 9 (asli sekarang sedih banget kalau ingat ini)

Memasuki tahun ketiga, disaat teman teman disibukkan dengan kegiatan ber-bimbel(waktu itu ada Ganesha Operation dengan "King of the fastest solution" nya, atau Primagama dengan "Smart solution" nya), saya juga sibuk dengan band dan majalah otomotif paporit waktu itu (Motorider, sekarang dah ga ada). Masih ingat tape merek "Sunny" yang selalu setia menemani malam panjang dikosan (sejak sma saya udah kos). Di waktu lain saya juga sering rekaman dengan tape imitasi Sony tersebut sambil nyanyi dan main gitar, atau cuma berceloteh dengan teman teman. Kadang suka ngakak sendiri kalau dengar rekaman jadul kita dulu..miss you friends...high school never ends...bener banget.

Dan bisa diketahui bagaimana prestasi saya di tahun ketiga ini, sungguh saya tidak ingin mengungkapkannya disini, menyedihkan sekali. Tapi ahamdulillahirobbilalamin..nilai UAN saya bagus dan saya bisa masuk di D3 IPB lewat USMI. Terus terang waktu sma saya tidak begitu paham beda S1 dan D3, yang jelas pokoknya kuliah. Itu juga yang membuat saya mengambil keputusan untuk tidak mengikuti SPMB.
But overall, I really enjoy my own life. Kunci utama adalah optimis, karena didalam optimisme terselip doa. Salah satu hadist qudsi menyatakan kalau Alloh itu bersama persangkaan hambanya. Jika hambanya berprasangka negatif /pesimis, then he/she will get it as well. Pembuatan rencana dan target masa depan merupakan salah satu bentuk optimisme, dan jangan ditunda lagi untuk menyusun rencana dan langkah langkah kedepan anda.
Sukses selalu!!!

6 komentar:

  1. ah teringat masa kecil gw 45 tahun lalu, gw tua pas lahir dan semakin kedepan semakin muda, sekarng gw terlihat muda. mirip benjamin buffon.
    kecilan lo lucu x ya gent kayak beruk

    BalasHapus
  2. kalo lo sekarang mirip benjamin buffon, gua lain. benjamin buffon nya yg mirip gua weeeee

    BalasHapus
  3. kalau pak jarot mirip siapa ghent?

    BalasHapus
  4. mirip siapa ya, benjamin franklin kali hahahaha. eh dia suka blog walking ga, jg2 ntar baca ini

    BalasHapus
  5. kagak dia mah kagak bisa main komputer, dirumah nya aja komputer ampe berdebu dan masih pentium 3 huehuehueeeeee



    by:ponakannya jarot

    BalasHapus
  6. hehehe

    ternyata si ambo....
    ^^

    BalasHapus