Suasana sore di bengkel Pedro terusik dengan lalu-lalang kendaraan yang silih berganti, mulai dari truk pengangkut pasir, forklift, berbagai tipe gerobak dorong, kendaraan pribadi dan angkutan umum. Tak satupun suara binatang sore terdengar membahana, mungkin mereka sudah capek berteriak menyaksikan revolusi alam yang telah menghancurkan setiap sisi kehidupan. Cikarang saat ini memang sangat berbeda dengan Cikarang beberapa tahun lalu. Kepulan asap hitam dari cerobong pabrik Pertamina, kira kira dua kilometer dari tempat saya duduk, terlihat bagaikan jari jemari yang siap mengoyak segerombolan awan kelabu diangkasa, menambah kekentalan cumulus yang juga sudah tercemari oleh ribuan sisa proses produksi dari pabrik disekitar. Pekikan cutting wheel yang dari tadi pagi tak diistirahatkan Pedro memaksa dialog berulang dari setiap pembicaraan. Mungkin cuma aliran sungai Kalimalang yang tenang yang bisa menetralkan suasana sore ini. Itupun setelah dirusak oleh bangunan liar yang tumbuh subur bak cendawan tuna dimusim penghujan yang rata rata dihuni para perantau keras dari tanah Madura dengan tingkat keuletan bekerja yang patut diacungi jempol. Tak heran disetiap garasi rumah mereka, atau lebih cocok dibilang gudang rongsokan, terpajang mobil mobil Eropa dan Amerika keluaran terbaru. Mereka bisa mendirikan bangunan liar nan megah tanpa harus repot repot mengurus IMB atau dengan santainya menggunakan arus listrik tanpa melalui prosedur instalasi semestinya.
Sudah hampir satu jam saya duduk disini, menyaksikan seliweran kendaraan yang lewat, tapi Scorpio Viona belum juga keliatan. Kadang saya merasa bete kalau bikin janji dengan cewek tomboy yang keras kepala seperti dia, dan sekarang bukanlah janji karetnya yang pertama atau kedua. Seminggu yang lalu dia ngotot mau minjam notebook saya untuk dipakai diacara seminar akhirnya, maklum sekarang dia sedang di semester akhir jurusan Teknik Industri di President University, salah satu universitas elite bergengsi yang berlokasi di kawasan industri Jababeka Cikarang. Tiap tahunnya rata rata kampus ini mengucurkan dana 10 milyar untuk beasiswa mahasiswanya, dan Viona adalah salah seorang yang beruntung. Untuk mendapatkan beasiswa haruslah siswa berprestasi dengan nilai rata rata ujian akhir SMA minimal 9. Viona memperlihatkan kemampuan terbaiknya dengan hanya menorehkan satu angka 9, itupun untuk mata pelajaran agama. Mata pelajaran lainnya di lewati dengan angka 10, benar benar sangat antagonis dibanding eksterior fisiknya.
“Sorry nay udah bikin lo nunggu, gua dari kantor polisi, gua kena tilang”.
Teriakan spontannya mengalahkan jeritan cutting wheel kepunyaan Pedro, membuyarkan lamunan tanpa arahku .
“ Motor lu nabrak bokongnya mobil patroli lagi?” Tanyaku seakan tak ikut dalam durja yang baru saja menerpanya. Memang seminggu yang lalu mobil Polantas Cikarang dilaporkan mengalami penyok total dibagian bemper belakang, meninggalkan bekas ban Batlax seperti cetakan kue. Saat itu, mengetahui sedang dalam masalah besar Viona melajukan sepeda motornya menerobos lampu merah, menjauhi mobil patroli yang lebih pantas dibilang mobil korban tabrak lari. Belum sampai lima menit menikmati kecepatan 110 km/jamnya dengan percepatan fluktuatif, raungan Yamaha R1* 1000 cc terdengar bak petir menyambar dan dengan tiba tiba merampas kunci kontak Scorpio Viona. Kelincahan gadis ini dalam menjinakkan mesin ber cc 225 sudah dimulai sejak dia duduk dibangku kelas 2 SMA, waktu itu sang ayah membelikan motor batangan yang sampai sekarang menjadi bagian dari hidupnya, hadiah atas prestasi gemilangnya dalam olimpiade matematika dan fisika tingkat nasional. Menyadari tunggangannya sudah tidak bisa dilajukan lagi, dengan sigap Viona menarik tuas kopling dan menetralkan posisi persneling sehingga Scorpionya meluncur pasrah mengikuti kumis sangar sang polisi yang telah memenangkan pengejaran itu.
“Selamat sore pak, boleh liat SIM dan STNK kendaraannya?” sapaan sore khas polantas yang bagi sebagian orang dianggap sebagai awal proses transaksi hukum lalu lintas di negeri ini. Dengan tampang cuek Viona mengeluarkan dompet pinky bergambar kucing Garfield dan langsung menyerahkan surat surat kendaraan beserta SIM lusuhnya. Komplek Militer 3 Blok 12 No 6 Bekasi Barat, begitu alamat terang yang tertera. Sepatu Acerbis warna hitam selutut mempertegas penampilan Viona kalau dia bukanlah biker sembarangan. Sepasang Box GIVI ukuran 21 liter menempel kuat diburitan belakang, lengkap dengan lambang identias klub yang cukup disegani kota ini. CISCO merupakan kependekan dari Cikarang Scorpio Community, komunitas para pengendara motor touring keluaran Yamaha yang berpusat di Cikarang. Jaket kulit lengkap dengan sarung tangan Fox adalah aksesoris wajib anggota CISCO dalam berkendara, dan sore ini Viona tampak gagah dengan penampilan seperti itu. Air brush jenis bunglon menutupi tangki dan bodi samping, menimbulkan spektrum warna dan variasi pola berbeda mengikuti perspektif pandangan. Cukup lama polisi itu tertegun memandangi motor yang ada didepannya. Ketika melirik foto pada SIM Viona, Polisi langsung terbelalak setelah mengetahui pengendara yang barusan dikejarnya adalah seorang perempuan putih dengan rambut lurus sebahu, lengkap dengan sepasang lesung pipi indah menawan yang diturunkan dari sang bunda. Masih sempat sempatnya nih cewek tersenyum sewaktu berpose dalam pembuatan SIM kolektif di SMA nya dua tahun lalu. Sekilas cewek tomboy ini mirip gadis keturunan Tionghoa. Tapi Viona sempat marah sewaktu saya ledekin kalau moyangnya Tionghoa, ga tau apa alasan marahnya itu.
“Tolong helm nya dibuka buk”, polisi mulai bersikap salah tingkah sambil mematikan motornya. Helm Kyt full face dengan kaca pelindung bening yang dilapisi kaca film I’m V-Kool perlahan terbuka. Semerbak wangi rambut hitam lurus sebahu membius setiap indera penciuman. Dengan cuek dan tanpa perlawanan Viona langsung merampas kunci motornya dari tangan polantas yang dari tadi terpana menatap wajahnya.
“Sorry deh nay…lo gua bikin nunggu lagi, tadi pas di lampu merah depan kampus gua main terobos aja, orang ga ada yang jaga ini. Eh pas dah mau belok gua dikagetin ama polantas yang udah bapak bapak, tampangnya ga bersahabat banget. Gua udah capek melas melas eh dianya langsung bawa kabur SIM gua” cerita Viona dengan wajah sedihnya, ga tau apakah ini sedih beneran atau karena timingnya yang memang lagi pas. Terus terang saya jadi mulai prihatin kalau ada teman klub yang dalam masalah seperti ini.
“OK!! Lo pasangin sampe selesei ya, awas kalo ga selese, gua laporin bini lo kalau malam minggu kemaren lo boncengan ama jablay sebelah!” balas Viona sambil mengernyitkan alisnya ke gua, tanda kalau dia lagi butuh dukungan.
Pekikan klakson hella terdengar berturut turut dari luar bengkel. Bergegas saya kedepan melihat siapa yang datang.
Memasuki koridor UGD bulu kuduk saya serasa merinding, apakah malaikat maut memang sedang berkeliaran disini atau perasaan takut saya yang terlalu berlebihan setelah mendengar penjelasan Bang Jopie tadi. Memasuki lift menuju lantai tiga kita bertemu dengan bro Rudi, bro Jacob dan bro Felix, mereka bertiga satu klub dengan Togi, sesama penunggang macan Honda. “Bro Jopie, teman teman CISCO ada yang punya golongan darah B?” tanya bro Felix selesai menjawab panggilan masuk dari Nokia N 25 dengan logo macan. Spontan Viona langsung menjawab “Golongan darah saya B, dimana tempat test pendonornya?”. Memang dari awal sebelum gabung dengan CISCO, Viona terkenal aktif dipalang merah dan organisasi sukarela lainnya untuk ikut membantu korban bencana alam. Kejadian seperti ini otomatis langsung menggerakkan jiwa sosialnya. “Ikut saya aja mbak, test donor di sebelah kamar operasi lantai 3” jawab bro Felix. Karena golongan darah saya dan Bang Jopie sama sama A, kami tidak bisa jadi donornya, sehingga untuk sementara ini yang jadi kandidat pendonor ada dua orang, satu dari CISCO dan satu lagi dari klub tiger Cikarang sendiri. Setelah melakukan test darah, Viona dan pendonor yang satunya dinyatakan positif dan mereka langsung masuk ke ruang transfusi untuk pengambilan darah.
Ruang tunggu sudah mulai dipadati oleh biker biker dari komunitas yang berbeda, khususnya dari Cikarang. Sistem sms gateway yang saya develope bersama Viona dan Bowo, teman kerja saya setahun yang lalu, saat ini sudah terpasang di handphone masing masing humas klub, sehingga informasi secara simultan langsung tersebar ke individu. Terlihat yang hadir rekan rekan dari Cikarang Vixion Community, Kawasaki Ninja Cikarang, Pulsarian chapter Cikarang, Ceper Motor Cikarang, Cikarang Thunder Club, Cikarang Ontel Club (klub penunggang sepeda angin), dan dipojok belakang ada bro Budi, bro UU, bro Fanny dan bro Somad, mereka teman teman dari CISCO. Saya dan bang Jopie langsung ke pojok belakang untuk gabung dengan mereka. Masing masing jiwa larut dalam doa dan harapannya masing masing. Terus terang saya pribadi tidak begitu kenal dengan Togi. Saya taunya cuma ketika acara ngumpul ngumpul tiap malam minggu di Base camp. Orangnya terlihat ramah dan selalu akrab dengan semua orang, khususnya para komunitas pencinta sepeda motor. Kadang dalam situasi seperti ini saya merasa takut menjadi seorang biker. Tak kuasa rasanya apabila nyawa yang sangat berharga dan yang sangat dijaga ini melayang begitu saja. Baru malam kemaren kita tertawa lepas menyaksikan kekonyolan masing masing, tapi hari ini nasib berkata lain.....BERSAMBUNG
Keep writing dude, gua ngeliat lo ada bakat disini.
BalasHapussip....good story
BalasHapusthanks...thanks...buddy...
BalasHapusMenarik, jadi penasaran menyimak full story-nya
BalasHapusThanks mba/bu frida, ditunggu aja full versionnya :)
BalasHapusGak nyangka Genta san bisa nulis novel, kirain cuma bisa ngutak-ngatik komputer doang :-)
BalasHapusni sambunganya mna?? penasaran ma keadaan bro Togi n Vionanya...hehehe
BalasHapus@Raymond Turnip (Bang Ray):
BalasHapuswah ada komentar dari owner...baru belajar bos
@Riki:
bab 2 nya belum pantas tuk di aplod ki. Bro Togi endingnya dia meninggal. Gua mau menyampaikan pesan kalau komunitas sepeda motor itu punya rasa sosial yang tinggi. Tentang Viona, dia adalah tokoh imajiner. Gua juga belum lengkap mengkarakterkan dirinya. Thanks for reading dude!!
bro motornya police merknya yamaha YZF
BalasHapusah........peleh.........lu
makanya kalo masalah motor tanya ma gua