Minggu, 22 Februari 2009

Bab 1

Ini bab pertama dari novel yang sedang saya kerjakan. Mohon sumbangsih saran dan pendapat dari rekans, thanks!
-----------------------------

Suasana sore di bengkel Pedro terusik dengan lalu-lalang kendaraan yang silih berganti, mulai dari truk pengangkut pasir, forklift, berbagai tipe gerobak dorong, kendaraan pribadi dan angkutan umum. Tak satupun suara binatang sore terdengar membahana, mungkin mereka sudah capek berteriak menyaksikan revolusi alam yang telah menghancurkan setiap sisi kehidupan. Cikarang saat ini memang sangat berbeda dengan Cikarang beberapa tahun lalu. Kepulan asap hitam dari cerobong pabrik Pertamina, kira kira dua kilometer dari tempat saya duduk, terlihat bagaikan jari jemari yang siap mengoyak segerombolan awan kelabu diangkasa, menambah kekentalan cumulus yang juga sudah tercemari oleh ribuan sisa proses produksi dari pabrik disekitar. Pekikan cutting wheel yang dari tadi pagi tak diistirahatkan Pedro memaksa dialog berulang dari setiap pembicaraan. Mungkin cuma aliran sungai Kalimalang yang tenang yang bisa menetralkan suasana sore ini. Itupun setelah dirusak oleh bangunan liar yang tumbuh subur bak cendawan tuna dimusim penghujan yang rata rata dihuni para perantau keras dari tanah Madura dengan tingkat keuletan bekerja yang patut diacungi jempol. Tak heran disetiap garasi rumah mereka, atau lebih cocok dibilang gudang rongsokan, terpajang mobil mobil Eropa dan Amerika keluaran terbaru. Mereka bisa mendirikan bangunan liar nan megah tanpa harus repot repot mengurus IMB atau dengan santainya menggunakan arus listrik tanpa melalui prosedur instalasi semestinya.


Sudah hampir satu jam saya duduk disini, menyaksikan seliweran kendaraan yang lewat, tapi Scorpio Viona belum juga keliatan. Kadang saya merasa bete kalau bikin janji dengan cewek tomboy yang keras kepala seperti dia, dan sekarang bukanlah janji karetnya yang pertama atau kedua. Seminggu yang lalu dia ngotot mau minjam notebook saya untuk dipakai diacara seminar akhirnya, maklum sekarang dia sedang di semester akhir jurusan Teknik Industri di President University, salah satu universitas elite bergengsi yang berlokasi di kawasan industri Jababeka Cikarang. Tiap tahunnya rata rata kampus ini mengucurkan dana 10 milyar untuk beasiswa mahasiswanya, dan Viona adalah salah seorang yang beruntung. Untuk mendapatkan beasiswa haruslah siswa berprestasi dengan nilai rata rata ujian akhir SMA minimal 9. Viona memperlihatkan kemampuan terbaiknya dengan hanya menorehkan satu angka 9, itupun untuk mata pelajaran agama. Mata pelajaran lainnya di lewati dengan angka 10, benar benar sangat antagonis dibanding eksterior fisiknya.


“Sorry nay udah bikin lo nunggu, gua dari kantor polisi, gua kena tilang”.
Teriakan spontannya mengalahkan jeritan cutting wheel kepunyaan Pedro, membuyarkan lamunan tanpa arahku .

“ Motor lu nabrak bokongnya mobil patroli lagi?” Tanyaku seakan tak ikut dalam durja yang baru saja menerpanya. Memang seminggu yang lalu mobil Polantas Cikarang dilaporkan mengalami penyok total dibagian bemper belakang, meninggalkan bekas ban Batlax seperti cetakan kue. Saat itu, mengetahui sedang dalam masalah besar Viona melajukan sepeda motornya menerobos lampu merah, menjauhi mobil patroli yang lebih pantas dibilang mobil korban tabrak lari. Belum sampai lima menit menikmati kecepatan 110 km/jamnya dengan percepatan fluktuatif, raungan Yamaha R1* 1000 cc terdengar bak petir menyambar dan dengan tiba tiba merampas kunci kontak Scorpio Viona. Kelincahan gadis ini dalam menjinakkan mesin ber cc 225 sudah dimulai sejak dia duduk dibangku kelas 2 SMA, waktu itu sang ayah membelikan motor batangan yang sampai sekarang menjadi bagian dari hidupnya, hadiah atas prestasi gemilangnya dalam olimpiade matematika dan fisika tingkat nasional. Menyadari tunggangannya sudah tidak bisa dilajukan lagi, dengan sigap Viona menarik tuas kopling dan menetralkan posisi persneling sehingga Scorpionya meluncur pasrah mengikuti kumis sangar sang polisi yang telah memenangkan pengejaran itu.

“Selamat sore pak, boleh liat SIM dan STNK kendaraannya?” sapaan sore khas polantas yang bagi sebagian orang dianggap sebagai awal proses transaksi hukum lalu lintas di negeri ini. Dengan tampang cuek Viona mengeluarkan dompet pinky bergambar kucing Garfield dan langsung menyerahkan surat surat kendaraan beserta SIM lusuhnya. Komplek Militer 3 Blok 12 No 6 Bekasi Barat, begitu alamat terang yang tertera. Sepatu Acerbis warna hitam selutut mempertegas penampilan Viona kalau dia bukanlah biker sembarangan. Sepasang Box GIVI ukuran 21 liter menempel kuat diburitan belakang, lengkap dengan lambang identias klub yang cukup disegani kota ini. CISCO merupakan kependekan dari Cikarang Scorpio Community, komunitas para pengendara motor touring keluaran Yamaha yang berpusat di Cikarang. Jaket kulit lengkap dengan sarung tangan Fox adalah aksesoris wajib anggota CISCO dalam berkendara, dan sore ini Viona tampak gagah dengan penampilan seperti itu. Air brush jenis bunglon menutupi tangki dan bodi samping, menimbulkan spektrum warna dan variasi pola berbeda mengikuti perspektif pandangan. Cukup lama polisi itu tertegun memandangi motor yang ada didepannya. Ketika melirik foto pada SIM Viona, Polisi langsung terbelalak setelah mengetahui pengendara yang barusan dikejarnya adalah seorang perempuan putih dengan rambut lurus sebahu, lengkap dengan sepasang lesung pipi indah menawan yang diturunkan dari sang bunda. Masih sempat sempatnya nih cewek tersenyum sewaktu berpose dalam pembuatan SIM kolektif di SMA nya dua tahun lalu. Sekilas cewek tomboy ini mirip gadis keturunan Tionghoa. Tapi Viona sempat marah sewaktu saya ledekin kalau moyangnya Tionghoa, ga tau apa alasan marahnya itu.

“Tolong helm nya dibuka buk”, polisi mulai bersikap salah tingkah sambil mematikan motornya. Helm Kyt full face dengan kaca pelindung bening yang dilapisi kaca film I’m V-Kool perlahan terbuka. Semerbak wangi rambut hitam lurus sebahu membius setiap indera penciuman. Dengan cuek dan tanpa perlawanan Viona langsung merampas kunci motornya dari tangan polantas yang dari tadi terpana menatap wajahnya.
“Bilangin tuh teman bapak yang pake Mazda, kalau mau belajar nyetir jangan di jalan raya, berhenti seenak pantatnya aja!” bentak Viona tanpa takut sedikitpun sama makhluk tinggi hitam didepannya. Didikan militer dari sang ayah yang memang seorang jendral membuatnya tak pernah gentar manghadapi siapapun.
“ Ooo dia itu emang baru kemaren disuruh bawa mobil, biasanya pake motor lantas. Gampanglah nanti bempernya biar saya laporin ke komandan kalau si Baros yang ngaco bawa mobilnya” timpal sang polisi yang mulai berpihak pada pelaku kejahatan lalu lintas.
“Makaciii om…kalau gitu aku langsung cabut ya, udah ditungguin dosen dari tadi ni” celoteh Viona sambil memasang helm dan tanpa pamit langsung menggeber scorpionya yang baru dua hari dikorek sama Pedro. 100 meter dibelakang Viona, sang polisi hanya geleng geleng kepala melihat anak hawa yang baru saja menghipnotisnya.

“Sorry deh nay…lo gua bikin nunggu lagi, tadi pas di lampu merah depan kampus gua main terobos aja, orang ga ada yang jaga ini. Eh pas dah mau belok gua dikagetin ama polantas yang udah bapak bapak, tampangnya ga bersahabat banget. Gua udah capek melas melas eh dianya langsung bawa kabur SIM gua” cerita Viona dengan wajah sedihnya, ga tau apakah ini sedih beneran atau karena timingnya yang memang lagi pas. Terus terang saya jadi mulai prihatin kalau ada teman klub yang dalam masalah seperti ini.
“Tapi motor lu ga ikut ditahan kan, yang ditahan cuma SIM lo doang kan?” tanyaku perlahan. Viona menggeleng, “motor ada tuh dibelakang lagi dimandiin Banyu” katanya. “Urusan SIM gampanglah, ntar ajudan papa yang bakal ngurusin semuanya hehehe” mendadak wajah melasnya langsung menunjukkan bentuk aslinya. Sambil ngeluarin acer 4520 kesayanganku dari tasnya, Viona langsung memberikan dan berlalu dihadapanku meninggalkan wangi Bulgari, parfum kesukaan Viona yang harganya lebih mahal dibanding ban batlax ukuran 130/70 yang terpasang di roda belakang sepeda motor saya. Sambil mendekati Pedro yang lagi asyik dengan airbrushnya, Viona teriak persis di gendang telinga Pedro.
“Dro, side box gua ganti ama yang lebih gede dong,. Masa gua masih harus nyandang nyandang tas lagi buat bawa buku buku kuliah”. Pedro yang memang sudah paham dengan karakter cewek ini menjawab dengan santai. “Ganti pake drum bekas minyak tanah aja, ada tuh sepasang dibelakang ga dipake” canda Pedro. Kontan aja saya ketawa ngakak mendengarnya, ditambah ngeliatin muka cemberut Viona.

“OK!! Lo pasangin sampe selesei ya, awas kalo ga selese, gua laporin bini lo kalau malam minggu kemaren lo boncengan ama jablay sebelah!” balas Viona sambil mengernyitkan alisnya ke gua, tanda kalau dia lagi butuh dukungan.
”Hahahahaha….bener Na, mampus mampus deh dia masangin tuh drum di motor lo” candaku diselingi tawa Viona.

Pekikan klakson hella terdengar berturut turut dari luar bengkel. Bergegas saya kedepan melihat siapa yang datang.
“Bro kita ke RS Karya Medika bentar ya, Togi anak Tiger Cikarang lagi koma, barusan tabrakan sama truk semen, dia lagi butuh tambahan darah. Mana tau dari kita ada yang cocok” teriak Bang Jopie, dia ini ketua umum CISCO dan memang punya rasa solidaritas yang tinggi terhadap para biker, tak peduli mereka dari komunitas mana.
“OK bang, gua panggil Viona dulu” jawabku buru buru. Seketika itu juga tiga buah Scorpio langsung membelah jalanan kalimalang yang memang sering menimbulkan kemalangan bagi pengendara yang tidak waspada. Tidak sampai 20 menit kami tiba diparkiran RS Karya Medika. Sambil bergegas menuju UGD Bang Jopie menceritakan kronologis kejadian kecelakaan sore itu. Togi yang memang suka memainkan tigernya di rpm 9000 keatas memang lagi naas. Padahal dia termasuk rider paling lincah dan sering ditaroh diposisi paling depan untuk acara acara touring. Dari keterangan saksi mata yang ditanya Bang Jopie, kesalahan terletak pada truk semen yang memang lagi berada di jalur kanan karena mendahului sebuah forklift. Malang bagi Togi yang datang dari arah berlawanan. Hand guard Acerbisnya tak mampu menahan berat ribuan ton truk semen yang berada didepannya, seketika itu juga tubuh kekar Togi terpental kebelakang sejauh 10 meter sebelum ditabrak lagi oleh truk semen tersebut. Sopir truk yang dalam keadaan panik langsung menginjak rem secara spontan sehingga truk baru bisa berhenti setelah ban dan aspal bergesekan sejauh 20 meter. Togi yang tersangkut di gardan truk terselamatkan oleh helm full facenya walau dengan kondisi tangan dan kaki hancur. Dengan susah payah warga yang melihat berusaha mengeluarkan tubuh Togi diantara gardan dan roda belakang. 20 menit kemudian tubuh koyaknya terangkat dan langsung dilarikan ke UGD RS Karya Medika.

Memasuki koridor UGD bulu kuduk saya serasa merinding, apakah malaikat maut memang sedang berkeliaran disini atau perasaan takut saya yang terlalu berlebihan setelah mendengar penjelasan Bang Jopie tadi. Memasuki lift menuju lantai tiga kita bertemu dengan bro Rudi, bro Jacob dan bro Felix, mereka bertiga satu klub dengan Togi, sesama penunggang macan Honda. “Bro Jopie, teman teman CISCO ada yang punya golongan darah B?” tanya bro Felix selesai menjawab panggilan masuk dari Nokia N 25 dengan logo macan. Spontan Viona langsung menjawab “Golongan darah saya B, dimana tempat test pendonornya?”. Memang dari awal sebelum gabung dengan CISCO, Viona terkenal aktif dipalang merah dan organisasi sukarela lainnya untuk ikut membantu korban bencana alam. Kejadian seperti ini otomatis langsung menggerakkan jiwa sosialnya. “Ikut saya aja mbak, test donor di sebelah kamar operasi lantai 3” jawab bro Felix. Karena golongan darah saya dan Bang Jopie sama sama A, kami tidak bisa jadi donornya, sehingga untuk sementara ini yang jadi kandidat pendonor ada dua orang, satu dari CISCO dan satu lagi dari klub tiger Cikarang sendiri. Setelah melakukan test darah, Viona dan pendonor yang satunya dinyatakan positif dan mereka langsung masuk ke ruang transfusi untuk pengambilan darah.

Ruang tunggu sudah mulai dipadati oleh biker biker dari komunitas yang berbeda, khususnya dari Cikarang. Sistem sms gateway yang saya develope bersama Viona dan Bowo, teman kerja saya setahun yang lalu, saat ini sudah terpasang di handphone masing masing humas klub, sehingga informasi secara simultan langsung tersebar ke individu. Terlihat yang hadir rekan rekan dari Cikarang Vixion Community, Kawasaki Ninja Cikarang, Pulsarian chapter Cikarang, Ceper Motor Cikarang, Cikarang Thunder Club, Cikarang Ontel Club (klub penunggang sepeda angin), dan dipojok belakang ada bro Budi, bro UU, bro Fanny dan bro Somad, mereka teman teman dari CISCO. Saya dan bang Jopie langsung ke pojok belakang untuk gabung dengan mereka. Masing masing jiwa larut dalam doa dan harapannya masing masing. Terus terang saya pribadi tidak begitu kenal dengan Togi. Saya taunya cuma ketika acara ngumpul ngumpul tiap malam minggu di Base camp. Orangnya terlihat ramah dan selalu akrab dengan semua orang, khususnya para komunitas pencinta sepeda motor. Kadang dalam situasi seperti ini saya merasa takut menjadi seorang biker. Tak kuasa rasanya apabila nyawa yang sangat berharga dan yang sangat dijaga ini melayang begitu saja. Baru malam kemaren kita tertawa lepas menyaksikan kekonyolan masing masing, tapi hari ini nasib berkata lain.....BERSAMBUNG
* Saya belum tahu merek sepeda motor lantas 1000 cc, any help?

9 komentar:

  1. Keep writing dude, gua ngeliat lo ada bakat disini.

    BalasHapus
  2. Menarik, jadi penasaran menyimak full story-nya

    BalasHapus
  3. Thanks mba/bu frida, ditunggu aja full versionnya :)

    BalasHapus
  4. Gak nyangka Genta san bisa nulis novel, kirain cuma bisa ngutak-ngatik komputer doang :-)

    BalasHapus
  5. ni sambunganya mna?? penasaran ma keadaan bro Togi n Vionanya...hehehe

    BalasHapus
  6. @Raymond Turnip (Bang Ray):
    wah ada komentar dari owner...baru belajar bos

    @Riki:
    bab 2 nya belum pantas tuk di aplod ki. Bro Togi endingnya dia meninggal. Gua mau menyampaikan pesan kalau komunitas sepeda motor itu punya rasa sosial yang tinggi. Tentang Viona, dia adalah tokoh imajiner. Gua juga belum lengkap mengkarakterkan dirinya. Thanks for reading dude!!

    BalasHapus
  7. bro motornya police merknya yamaha YZF
    ah........peleh.........lu
    makanya kalo masalah motor tanya ma gua

    BalasHapus