


friends of work
Jadwalnya dari Senin sampai Jum'at, masuk jam 7 pagi dan pulang jam 4 sore. Profesi sebagai kuli di perusahaan pembuat knalpot dan lempengan cakram inilah yang membuat semua aktifitas saya bisa berjalan dan termodali dengan baik. Saya bisa kuliah (dengan komitmen bisa nabung 1 juta sebulan) dari nguli. Saya juga bisa beramal jariyah untuk tabungan di akhirat kelak, juga dari jasa nguli. Modifikasi yang memang menjadi hobi saya, untuk saat ini khususnya sepeda motor, juga dari nguli. Perusahaan tempat saya bekerja sangat banyak berjasa. So intinya, syukuri dari setiap inchi yang kita miliki, walau pada kenyataannya prinsip "rumput tetangga selalu lebih hijau" pasti ada dalam benak kita masing masing.
nguli ngelamun
Where Tomorrow Leaders Come Together
Jadwalnya dari hari Senin sampai Jumat mulai jam setengah 6 sore sampai jam 9 malam (atau kadang lebih). Satu semester sudah saya lalui di PU. Yang jelas harapan di 2009 ini salah satunya bisa menyelesaikan skripsi dengan lancar. Harus belajar banyak lagi karena skripsi nanti dalam bahasa inggris...god help me!!
3. Ngaji
the most precious
Jadwalnya harusnya tiga kali seminggu, yaitu tiap malam Senin, malam Rabu dan malam Jum'at. Tapi karena kuliah, untuk saat ini saya hanya bisa ikut di malam Senin. Kadang kalau malam Minggu ada acara ngaji tambahan, saya biasanya juga ikut. Sebenarnya sungguh tidak adil jika saya melatakkan 'ngaji' di prioritas ketiga . Jika kita rinci dalilnya, sebenarnya tujuan kita hidup didunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh. Tapi kenyataan yang kita alami selama ini, dalam satu hari kita bisa hitung dan bandingkan persentase kita menikmati dunia dengan segala kesibukannya dengan kegiatan ibadah. Yang jelas, setiap kegiatan yang kita lakukan harus diniati untuk ibadah. Misalnya kerja untuk mencari duit, maka niatkanlah supaya hasilnya itu untuk di sodaqohkan fi sabilillah. Atau buat yang sudah berkeluarga, niatilah profesinya itu untuk menafkahi anak istri sehingga pekerjaan yang kita lakukan itu juga bernilai ibadah.
Keep the brotherhood!!!
Jadwalnya ga nentu, biasanya sepulang kerja sebelum kuliah. Tempat nongkrong utama di bengkelnya si Pedro di pinggir Kalimalang sebelum masuk Jababeka. Disini saya ngumpul dengan teman teman dari CISCO (Cikarang Scorpio Community, bukan CISCO jaringan ya) dan KNC (Kawasaki Ninja Cikarang). Obrolan biasanya seputar modifikasi sepeda motor dan tentang krisis global..hehehe..ngga deh yang ini. Jadwal kopdar rutin CISCO adalah malam minggu. Biasanya kita rolling thunder keliling Cikarang atau menyambangi brothers di kota tetangga. Sisi positifnya sangat banyak, walau bagi sebagian orang keliatannya kayak ngga ada kerjaan. Tapi hal yang paling menguntungkan bagi saya pribadi adalah disini saya bisa dapat banyak referensi untuk novel yang sedang saya buat (sekarang sedang di BAB 5).
Kira kira setengah jam beristirahat dan sedikit melakukan koordinasi, perjalanan kita lanjutkan melewati puncak. Syukurnya puncak tidak terlalu padat sehingga kami bisa melintasi jalanan dengan lancar dan dengan sedikit manuver manuver sederhana yang cukup menguji adrenalin. Kaidah touring kita junjung tinggi, yaitu hanya melajukan kendaraan maksimal pada 80 km/jam dan mematuhi peraturan lalu lintas. Sebelum sampai puncak pas, kami singgah disebuah warung dibawah pohon rindang untuk menyicipi jagung bakar beserta mie goreng, lengkap dengan segelas bandrek susu. Kira kira setengah jam berikutnya perjalanan kita lanjutkan dengan kondisi tubuh yang sudah fresh lagi.
istirahat dulu bro, ga usah buru buru
Tak terasa kita sudah memasuki daerah Cianjur. Tergoda dengan medan yang sepi dan lurus, saya tarik gas secara responsif sampai menempuh angka 120 km/jam. Wushhhh…tenang…tenang…saya yang memang tidak punya nyali untuk kebut kebutan tidak berani lagi menarik gas lebih dalam walau prediksi saya Scorpio saya pasti mampu menempuh angka 140 atau 150 km/jam. Bukannya tadi peraturannya top speed cuma 80 km/jam? Betul, saya salah! Hehehe…makanya jangan cuma janji doang, mana buktinya!!!
Menuruni jalan Cianjur yang cukup ramai, dikiri kanan bertebaran poto poto para calon pemimpin negeri masa depan. Misi pak, buk…kami hanyalah anak muda yang ingin menikmati dunia ini tanpa tau dan ingin tau tentang perpolitikan di negeri ini. Semoga aja senyum anda anda saat ini bukanlah senyum pengharapan semata supaya dipandang rakyat sebagai sosok pemimpin yang bertanggung jawab. Tapi sebelum anda memberikan senyum termanis anda dalam poster ini, anda benar benar harus tau tanggung jawab besar yang menanti, pesan kami selaku komunitas pecinta alam raya, selamat berjuang untuk Indonesia!!
Rumah Makan Lembur Kuring yang berlokasi dipinggir jalan, membelakangi persawahan hijau dan perbukitan kecil, benar benar memiliki hawa sejuk pedesaan yang semakin menambah nafsu makan saya. Seonggok nasi timbel plus tempat makan yang bertipe lesehan benar benar memanjakan para pelanggan yang datang. Habis makan langsung saya merebahkan diri ditemani hembusan angin sore dan canda ikan mas yang sedang bermain dibawah kita berada. Air mancur buatan dipojok kolam mempertegas keasrian dan kealamian rumah makan tersebut. Kira kira satu jam berikutnya perjalanan kami lanjutkan.
hajar bleh..jangan mpe sisa
wehehehehe
Memasuki kota Bandung kami disapa oleh salah seorang biker sana dengan memberikan acungan jempolnya seakan mensiratkan ucapan “selamat datang di Bandung bro, nikmati liburan kalian dikota kecil yang bermartabat ini”. Martabat kota Bandung yang dari dulu digembar gemborkan kami buktikan sendiri ketika memasuki penginapan murah dan bisa dibilang murahan. Dengan biaya 60 ribu rupiah kami menempati kamar dengan kamar mandi diluar. Secara sengaja atau tidak, di kamar yang tidak terlalu besar dan ditemani pengap sisa asap rokok, kami melihat bekas bekas cairan yang mengering di dinding..hiiiii..mengerikan bro. Asumsi kami terhadap pemandangan yang baru kami saksikan semakin diperjelas ketika tengah malam saya dibangunkan oleh suara suara yang agak berisik dari kamar lain, naudzubillahi min dzalik, tempat apa iniiiiii..arghhhhhh
untung satpol PP ga datang kesini
Setelah berunding dengan Taufik, paginya kita putuskan mencari sarapan di daerah Gasibu sebelum melanjutkan perjalanan pulang melewati Purwakarta. Lontong sayur dengan embel embel ‘Padang’ sebagai makanan pembuka dipagi ini. Awalnya sempat bingung mencari jalan keluar menuju Cimahi, tapi bukan petualang namanya kalau cuma keluar dari Bandung aja ga bisa. Teringat pesan kakek-nenek kita jaman dulu, malu bertanya sesat dijalan, segera saya dekati security salah satu factory outlet yang punya tampang cukup sangar. Selesai saya bertanya, sang security memberikan penjelasan lengkap dengan logat sunda khas Bandung yang terkenal sangat sopan itu. “Tararengkiu ak” dan kami langsung bergerak menuju Cimahi.
suara apa ya semalam itu...(berpikir keras)
Sampai di Jatiluhur kami sempatkan untuk singgah ke waduk buatan yang menjadi sumber energi dari listrik yang kita gunakan sehari hari, waduk Jatiluhur. Liukan jalan dengan tanjakan dan turunan terasa nikmat jika dilahap dengan motor sekelas Scorpio, nyaris tak ada masalah. Melalui kaca spion saya lihat gaya Taufik melahap tikungan denga Meginya. Walau masih menggunakan ban standar, dia punya nyali untuk nikung rebah layaknya Rossi sebelum menempuh garis finish. Setelah membayar tiket masuk, untuk motor 10 ribu rupiah (relatif lebih mahal dari hari biasa karena malam ini adalah malam tahun baru), kami langsung mencari bibir waduk yang maknyus untuk dijadikan tempat melepas lelah. Satu set tikar yang disewa 5000 rupiah langsung menjadi tempat saya merebahkan diri dan mampu membius mata saya untuk terpejam selama hampir satu jam.
set dah... gua masih bingung niy tentang suara semalam
Sambil menyelami alam tidur, sayup sayup saya mendengar alunan…
Malam ini ku sendiri
Tak ada yang menemani…
“Jangan diganggu, kayaknya lagi istirahat” sela salah seorang dari mereka. Pengamen itu membangunkan tidur siang saya hari ini..hufff. Sewaktu bangun adrenalin bermain gitar saya jadi terpacu, maklum udah lama ga main gitar.
“Mas, saya pinjam gitarnya ya, setengah jam aja, saya bayar 10 ribu” Tawaran saya disambut girang oleh pengamen yang beranggotakan lima orang itu. Lagu lagu Nugie dan lagu yang trend dari tahun 2000-2003 saya nyanyikan dengan suara lepas tanpa beban, nikmat dan puas. Tak tau bagi yang mendengar disekitar.bodoh amat suara apaan, yang penting sekarang kita 'ngerockkk
Jam setengah tiga sore kita melanjutkan perjalanan pulang setelah sebelumnya melaksanakan sholat zuhur dan ashar secara jamak. Memasuki daerah Cikampek kami banyak berpapasan dengan truk truk besar. Untuk menyalib truk truk ini terpaksa saya ambil jalur kiri, ga berani ambil kanan. Di penghujung Cikampek dengan pe-de saya belokkan sepeda motor memasuki tol, untung Taufik segera mengklakson sehingga saya segera putar balik, syukur ga ada pak polisi yang liat…ampun pak polisi SIM ada, STNK ada, uang ga ada hehehe
Sampai di Karawang kami berpisah karena saya mau singgah ketempat kakak dulu. “Tahun depan kita keliling Jawa Barat bro…tunggu kabar berikutnya!!”
Saya berangkat ke Bogor melewati jalur Uki - Depok – Cibinong – Bogor. Memasuki penghujung Kalimalang, kemacetan lalu lintas sangat terasa karena banyaknya warga yang mengadakan acara kawinan. Jadi teringat rencana awal saya di tahun 2008 ini, kadang malah tambah bersyukur rencana itu belum jadi terealisasi. Setiap cobaan yang kita hadapi benar benar sebuah rahasia illahi yang apabila kita sabar, pasti ada hikmah yang lebih besar menanti. Dalam perjalanan tak hentinya klakson tronton saya berdengung ketika berpapasan dengan biker biker lain yang kebetulan juga sedang liburan. Itulah hebatnya hobbi, tanpa harus tau identitas dan kepribadian masing masing, kita masih bisa tetap akrab walau cuma dengan membunyikan klakson. Antara biker dan pengendara biasa bisa dibedakan dari gaya berkendara dan aksesoris kendaraan. Kendaraan biker biasanya dipadati tempelan stiker dan di sepakbor belakang biasanya tertempel identitas klub masing masing.
Kemacetan di kalimalang
Memasuki Cibinong, panggilan zuhur dan kondisi fisik yang memang masih agak sedikit lemah seakan mengisyaratkan untuk segera mencari mesjid. Setelah memarkir kendaraan dan memasang kunci pengaman ganda, saya langsung menuju ke tempat wudhu. Kesejukan air yang membasahi muka, tangan, kepala dan kaki seakan menghapus kelelahan perjalanan panjang yang dimulai dari pagi tadi. Memasuki pelataran mesjid sambil diselingi sepoian angin senja Cibinong, memberikan kenikmatan tersendiri bagi saya. Berbeda dengan mesjid mesjid pada umumnya, disini saya tidak menemukan tulisan ‘DILARANG TIDURAN DIDALAM MESJID’, sehingga tak heran jika banyak dijumpai orang orang tidur dengan pulas dan damai. “Wah..bisa dipakai buat istirahat siang juga nih” gumam saya dalam hati. Selesai sholat zuhur dan ashar yang dilaksanakan secara jamak dan qasar, saya memesan sepiring siomay untuk sekedar mengganjal perut yang tidak terlalu kosong. Setelah menghabiskan siomay, saya langsung terlelap dengan nyenyak, dan kira kira 1 jam berikutnya perjalanan ke Bogor saya lanjutkan.
Sampai di Bogor saya teruskan menuju Darmaga, kediaman Sano, teman 3 tahun sma saya. Malamnya kita ngobrol panjang lebar dan banyak bernostalgia tentang kegilaan kita di sma dulu. Apa sih yang paling mengasyikkan ketemu teman sma kalau tidak mem-flash back cerita cerita sma? Cerita sma adalah endless story yang setiap waktu bisa kita buka tanpa ada rasa bosan. Kita saling berbagi tentang romansa peristiwa yang pernah kita lalui dan sedang dilalui, tentang teman teman kita yang sudah sukses dan yang sedang menggapai kesuksesan, dan diselingi alunan merdu musik musik kita dulu seperti Padi, Jamrud, Dewa dan sebagainya.
Besok paginya, kita menuju Kebun Raya Bogor yang sangat terkenal sampai kedaratan Eropa itu. Beberapa tahun lalu saya habiskan waktu disini untuk menemani bule bule yang sedang berlibur, yang kebanyakan dari mereka berasal dari Belanda, Jerman, Inggris, dan negara negara Eropa lainnya. Anehnya, kok sekarang tidak begitu banyak ya bule bule yang berkunjung? Biasanya akhir tahun adalah hari liburan bagi mereka yang didaerahnya memang sedang dilanda musim salju. Mungkin krisis ekonomi global yang sedang melanda dunia salah satu penyebab mereka tidak terlalu berani liburan lintas benua. Semoga aja perekonomian dunia segera membaik as soon as possible…aminn.
cafe de daunan
satu...dua...tiga...jeprett!!!
Setelah menghabiskan waktu seharian, selesai sholat ashar dan setelah sarapan di café kecil di sebelah Pangrango Plaza, kami langsung menuju ke Darmaga. Dalam perjalanan saya menerima sms dari Taufik yang mengkhabarkan kalau kondisinya sudah memungkinkan untuk melaksanakan touring. Malamnya saya mempersiapkan perlengkapan supaya paginya bisa langsung berangkat menuju BANDUNG.